Meluruskan Wawancara Habib Ali Hasan Bahar Seputar Isu
Wahabi
Oleh:
Redaksi al-Ihsan dan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy
[Makassar/June
18th, 2013] Para pembaca yang budiman, kali ini kami akan melakukan wawancara
sebagai bentuk usaha dalam meluruskan pemahaman tentang siapa itu “Wahabi”.
Artikel ini lahir saat kami usai membaca sebuah artikel dalam bentuk wawancara
yang di dalamnya sebagai pembicara yang diwawancarai adalah Habib Ali Hasan
Bahar, mantan Ketua Habaib DKI Jakarta, kepada Moh Anshari dari Indonesia
Monitor.[1] Dia juga merupakan alumunus Universitas Kerajaan Yordania yang kini
aktif di Islamic Centre Kwitang dan UIN Jakarta.
Wawancara
dengan Sang Habib berkisar seputar keresahannya terhadap munculnya Dakwah
Wahabi (yakni, Ahlus Sunnah). Semua hasil wawancara itu dibangun di atas
sangkaan tanpa bukti yang jelas. Padahal Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ [الحجرات/12
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan (meng-ghiba) satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujurat :
12)
Di
dalam wawancara itu terdapat banyak kerancuan, sebab semua jawaban dalam
wawancara sang Habib hanya dibangun di atas buruk sangka, benci dan tanpa bukti
yang akurat. Dia hanya membangun sebuah opini buruk tentang Wahabi dengan
membangun sebuah kerangka berpikir yang salah. Sang Habib hanya menghubungkan
suatu asumsi dengan asumsi lain, lalu mengeluarkan sebuah kesimpulan yang masih
mungkin diperdebatkan, karena tak memiliki data autentik dan menyelisihi
realita.
Para
pembaca yang budiman, kerancuan dan buruk sangka itu harus kita hapus dengan
ilmu dan kebenaran. Oleh karena itu, kali ini kami mengajak anda untuk
mendengarkan hasil perbincangan dan wawancara dengan seorang Alumni Islamic University of Madinah, Saudi
Arabiah, yaitu Al-Ustadz Abul
Fadhilah Al-Makassariy yang sekarang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan, Gowa, Sulsel.
Sengaja
kami melakukan wawancara dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy, karena
beliau adalah orang yang pernah disana selama lima tahun, tentunya lebih paham
dengan kondisi disana dibandingkan dengan Sang Habib. Berikut ini wawancara
dengan beliau :
Reporter
Al-Ihsan (RI): Apa sih sebenarnya Dakwah Wahabi?
Abul
Fadhilah (AF) : Dakwah Wahabi adalah dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sebab,
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah- berjalan di atas manhaj dan
aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Hal ini dapat dilihat dalam kitab-kitab yang
beliau tulis, semisal: Al-Ushul
Ats-Tsalatsah, Kitabut Tauhid, Al-Qowa’id Al-Arba’, Al-Ushul As-Sittah, Masa’il
Al-Jahiliyyah, Ushul Al-Iman, dan lainnya. Semua kitab-kitab ini dan
lainnya diantara karya tulis beliau merupakan bukti autentik tentang aqidah dan
manhaj beliau yang lurus dalam beragama.
Kemunculan
dakwah beliau di Jazirah Arab dimaksudkan untuk membersihkan akidah dari
perilaku-perilaku syirik sebagaimana dahulu para nabi dan rasul berdakwah [2].
Oleh karena itu, amat mengherankan jika ada yang membenci dakwah para nabi yang
diemban berikutnya oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
RI
: Lantas kenapa dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Jazirah Arab disebut “Wahabi”?
Kepada siapakah nisbah itu?
AF
: Dakwah Ahlus Sunnah dahulu tak dikenal dengan “Dakwah Wahabi”. Sebutan Wahabi hanyalah muncul dari kalangan
musuh-musuh beliau, seperti penjajah Inggris, kaum sufi, ahli kalam
(Asy’ariyyah dan Maturidiyyah). Sebutan itu menurut mereka dinisbahkan kepada
Muhammad bin Abdul Wahhab. Yakni, penisbahannya pada kata kedua, yang merupakan
sebuah nama diantara nama-nama Allah -Azza wa Jalla-. Ini asal penisbahannya.
RI
: Apakah gelar Wahabi ini mereka pakai dan sukai?
AF:
Setahu kami gelar Wahabi ini tak pernah mereka pakai dan sebarkan. Yang
menyematkan dan menyebarkan istilah itu adalah para penjajah Inggris dan
musuh-musuh dakwah Ahlus Sunnah yang lainnya di zaman itu, sebagaimana yang
telah kami sebutkan tadi.
***
[1]
Sumber : Indonesia Monitor, Edisi 61
Tahun II/26 Agustus – 1 September 2009
[2]
Ini juga diakui oleh Sang Habib.
***
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy
http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html
http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.