RI
: Siapakah sebenarnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab? Dilahirkan dimana?
AF:
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah
yang lahir dalam lingkungan ulama. Nama asli beliau adalah Muhammad bin Abdil
Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rosyid bin Barid bin
Muhammad bin Barid bin Musyrif bin Umar bin Mi’dhod bin Idris bin Ali bin
Muhammad bin Alawiy bin Qosim bin Musa bin Mas’ud bin Uqbah Mas’ud bin Haritsah
bin Amer bin Robi’ah bin Sa’idah bin Tsa’labah bin Robi’ah bin Mulkan bin Adi
bin Abdi Manah bin Tamim[3].
Beliau
dilahirkan pada tahun 1115 H di Uyainah
salah satu tempat di Negeri Najd dan wafat
1206 H dengan umur 91 tahun. Orang tua beliau adalah seorang ulama di
zamannya.
Dari
masa kecilnya sudah tampak keistimewaan pada diri beliau. Hal itu tampak dengan
kemampuan beliau menghafal Al-Qur’an sebelum usia 10 tahun. Beliau di masa
kecil tergolong anak yang cepat memahami pelajaran, tajam pikirannya, kuat
hafalannya dan fasih bahasanya.
Awal
kali beliau belajar pada ayahnya seorang ulama di zamannya yang bernama Syaikh
Abdul Wahhab bin Sulaiman sebelum beliau melakukan rihlah (perjalanan panjang)
dalam mencari ilmu agama. Saking cerdasnya sampai ayahnya mengaku biasa
mengambil faedah dari Muhammad bin Abdul Wahhab kecil.
Ketika
beliau sudah baligh, ayahnya langsung menikahkan beliau. Tak lama kemudian
beliau melakukan haji dan kunjungan ke Kota Madinah. Beliau telah belajar
kepada orang tuanya dan menyelesaikan fiqih berdasarkan madzhab Imam Ahmad bin
Hambal (Penulis Al-Musnad).
Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab setelah itu melakukan berbagai perjalanan menuntut
ilmu ke Makkah, Madinah, Al-Ihsa’, Bashrah. Diantara guru-guru beliau, Syaikh
Abdullah bin Ibrahim An-Najdiy, Syaikh Muhammad Hayah As-Sindiy, Abul Mawahib
Al-Ba’liy Ad-Dimasyqiy dan lainnya.[4]
Sepulang
menuntut ilmu, maka beliau berdakwah di kalangan kaumnya sampai banyak
menentang beliau, termasuk ayah beliau dan saudaranya yang bernama Syaikh
Sulaiman bin Abdul Wahhab. Bahkan terjadi bantah-membantah, walaupun pada
akhirnya saudara beliau rujuk dari sikapnya selama ini menentang dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah-[5]. Itulah buah kesabaran beliau.
Di
masa beliaulah tersebar kesyirikan dan merajalela dimana-mana. Banyak kuburan
yang disembah, banyak manusia dan makhluk yang dikultuskan bagaikan tuhan.
Semua ini membuat beliau bangkit untuk meluruskannya bersama Raja Muhammad bin
Su’ud sampai kesyirikan bersih dari dua tanah haram : Makkah dan Madinah.
Bahkan semua wilayah yang dikuasai oleh Raja Muhammad bin Su’ud -rahimahullah-.
***
[3]
Lihat At-Taudhih an Tauhid Al-Khollaq fi Jawab Ahlil Iraq (1/25) oleh Syaikh
Sulaiman bin Abdillah Alusy Syaikh -rahimahullah- dan Shiyanah Al-Insan an
Waswasah Asy-Syaikh Dahlan (hal. 421) oleh Syaikh Muhammad Basyir As-Sahsawaniy
Al-Hindiy -rahimahullah- serta Tash-hih Khotho’ Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah
(hal. 4).
[4]
Adapun tuduhan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab belajar kepada Orinetalis
dan Agen rahasia Inggris bernama Hempher, maka ini adalah satu kedustaan atas
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah-.
[5]
Oleh karenanya, buku bantahan Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang disebarkan
oleh sebagian situs NU harus ditarik, karena itu adalah buku lama sebelum
penulisnya rujuk.
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy
http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.