Meminta
Pertolongan Kepada Selain Allah
Syubhat lain yang dimiliki orang-orang musyrik adalah
kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tatkala dilempar ke dalam api, Malaikat Jibril
‘Alaihissalam menghalanginya di udara. Lalu,
Jibril bertanya kepada Ibrahim ‘Alaihissalam,
ألك حاجة؟
“Apakah kamu butuh sesuatu?" Maka Ibrahim
‘Alaihissalam menjawab,
أما إليك فلا
“Kepadamu saya sama sekali tidak butuh”. Lantas mereka
(orang-orang musyrik) mengatakan: "Kalau istighatsah itu syirik tentu Jibril
tidak akan menawarkan pertolongannya kepada Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam."
Sebagai jawabannya ialah: Sesungguhnya hal ini termasuk
jenis syubhat sebelumnya. Sebab, sesungguhnya malaikat Jibril
‘Alaihissalam
telah
menawarkan kepada Ibrahim ‘Alaihissalam untuk memberi pertolongan kepadanya
dalam hal yang Jibril ‘Alaihissalam mampu melaksanakan hal itu. Karena
sesungguhnya malaikat Jibril ‘Alaihissalam seperti yang difirmankan Allah
tentang diri Jibril ‘Alaihissalam:
شَدِيدُ الْقُوَى
“Yang sangat kuat.” (An Najm: 5)
Maka, jika diizinkan untuk mengambil api dan apa yang
ada di sekitar api itu lalu ia lemparkan ke ufuk timur atau barat niscaya akan
ia kerjakan. Jika Allah memerintahkannya untuk meletakkan Nabi Ibrahim
‘Alaihissalam di tempat yang jauh dari mereka,
niscaya ia dapat melakukannya. Dan jika Allah memerintahkannya untuk mengangkat
Ibrahim ‘Alaihissalam ke langit, niscaya ia dapat
melakukannya.
Hal ini tak beda seperti seorang lelaki kaya-raya sedang
melihat orang yang membutuhkan. Lantas ia menawarkan kepadanya untuk
menghutanginya dan memberinya sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Tetapi,
orang yang membutuhkannya itu tidak mau meminjam dan bahkan ia terus bersabar
sampai Allah mendatangkan kepadanya rezeki yang ia tidak merasa tertumpangi jasa
orang lain.
Betapa jauhnya perbedaan antara hal ini dengan
istighatsah al-ibadah dan syirik, jika mereka benar-benar orang-orang yang
mengerti [1].
____________
Footnote:
Footnote:
[1] Orang yang telah mati tidak akan mendengar do’a
orang yang berdo’a kepada mereka dan tidak pula mendengar Istighatsah orang yang
beristighatsah kepada mereka. Hal ini berdasarkan firman Allah
ta’ala:
إِنْ تَدْعُوهُمْ لا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ
“Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar
seruanmu” (Al-Fatir: 14).
Maka para penyembah orang mati senantiasa dalam
kesesatan, selagi mereka tetap berdo’a kepada orang-orang mati itu, karena
ibadah mereka berlawanan dengann nash Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.