Tampilkan postingan dengan label Fadhlul Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fadhlul Islam. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 November 2014

Download Rekaman Syarah Fadhlul Islam - Ustadz Fauzan bin Abdul Karim


Berikut ini adalah rekaman kajian "Syarah Fadhlul Islam - Syaikh MUhammad bin Abdul Wahhab" yang disampaikan oleh Ustadz Fauzan bin Abdul Karim dari Mahad Daarus Salaf Al Islam , Pendem, Sragen.
Silahkan mengunduh.

Musholla Riyadhul jannah, Pulorejo RT 02/07 Nambangan, Selogiri, Wonogiri (Ahad, 09 Muharrom 1436 H/02 November 2014 M)
Tema  : “Syarh Fadhlul Islam”
Pemateri : Al Ustadz Fauzan bin Adbdul Karim Hafidzhohulloh

Sumber: forumsalafy.net

Jumat, 25 April 2014

Rekaman Kajian Keutamaan Agama Islam - Kitab Fadhlul Islam -Ustadz Hasan bin Rosyid, Lc


Kaum Muslimin -barakallahufiikum- berikut ini adalah rekaman Dauroh Islamiyyah Salafiyyah dengan pembahasan kajian kitab "Keutamaan Agama Islam" yang disampaikan oleh Al-Ustadz Hasan bin Rosyid, Lc yang diadakan di Raha, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara pada hari ahad tanggal 20 Jamadil Akhir 1435H / 20 April 2014, semoga bermanfaat !! Silahkan download : 

Selasa, 25 Februari 2014

Ebook Terjemah Ta’liq Kitab Fadhlul Islam Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.


Kitab Fadhlul Islam (keutamaan islam) adalah salah satu karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah. Telah banyak para ulama yang menjelaskan tentang kitab ini, salah satunya adalah Mufti Kerajaan Saudi Arabia yang lalu, Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimallah. Meskipun penjelasan beliau terhadap kitab ini tidak terlalu luas, setidaknya sudah bisa sedikit menjelaskan atas ayat dan hadits-hadits yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab Fadhlul Islam ini.

Semoga Ebook Terjemah Ta’liq Kitab Fadhlul Islam karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ini bisa bermanfaat bagi para pembaca semuanya. Semoga Allah memberikan pahala yang besar kepada Penulis, Pentaqliq, penerjemah dansemua pihak yang ikut andil dalam menyebarkannya serta semua penuntut ilmu yang mau mempelajarinya. Silahkan download di sini. 

Rabu, 29 Januari 2014

Rekaman dauroh 2 hari pembahasan kitab Fadhlul Islam (Ustadz Ali Basuki)



Rekaman dauroh 2 hari pembahasan kitab Fadhlul Islam yang diadakan di Bali, yang dimaterikan oleh Al Ustadz Ali Basuki LC (Redaktur Majalah Akhwat) di Masjid Al Furqon, Jl Gatsu Barat-Denpasar, dan juga beberapa materi tambahan pada beberapa Masjid yang ada di Denpasar dan sekitarnya.


Sumber: http://desasalaf.blogspot.com

Ebook Terjemah Kitab Fadhlul Islam (Keutamaan Islam) dengan Ta'liq Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz



Kitab: Fadhlul Islam
Penulis: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Kitab Syarah: Taliq ala Fadhlul Islam
Pensyarah: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Silahkan Download Ebook Terjemah Kitab Fadhlul Islam (Keutamaan Islam) dengan Ta'liq Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz Klik disini


Jumat, 29 Maret 2013

إعلام الأنام بشرح كتاب فضل الإسلام Download syarah Fadhlul Islam


عنوان الكتاب: إعلام الأنام بشرح كتاب فضل الإسلام



 المؤلف: محمد بن عبد الوهاب - حنان بنت علي بن محمد اليماني


 حالة الفهرسة: غير مفهرس


 الناشر: مكتبة الأسدي


 سنة النشر: 1427- 2006


 عدد المجلدات: 1


 نبذة عن الكتاب: 
قرظ له : صالح الفوزان
الطبعة الأولى
250 صفحة
4 ميجا


 تاريخ إضافته: 15 / 11 / 2008


 شوهد: 2800 مرة



 التحميل المباشر: الكتاب



http://waqfeya.com/book.php?bid=1858

Jihad Syar'i - Sebagian Penjelasan dari Kitab Fadhlul Islam (bahasa Indonesia)


Berikut Link downloadnya Jihad Syar'i - Sebagian Penjelasan dari Kitab Fadhlul Islam (bahasa Indonesia): KLIK DISINI

Selasa, 30 Oktober 2012

Rekaman Kajian Fadhlu Islam (Ustadz Sofyan Chalid Ruray)


Berikut ini adalah Rekaman Kajian Fadhlu Islam (Ustadz Sofyan Chalid Ruray):

 01_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 08:02  5.2M  
 02_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 08:16   11M  
 03_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 08:28  6.6M  
 04_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 08:42  6.5M  
 05_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 08:51  6.0M  
 06_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 18:40  5.8M  
 07_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 18:48  4.2M  
 08_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 19:02  6.1M  
 09_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 19:09  5.6M  
 10_Ustadz_Sofyan_Cha..> 12-Jul-2012 19:17  6.5M  
 11_Ustadz_Sofyan_Cha..> 13-Jul-2012 02:44  4.2M  
 12_Ustadz_Sofyan_Cha..> 13-Jul-2012 02:53  6.9M  
 13_Ustadz_Sofyan_Cha..> 13-Jul-2012 03:02  6.6M  
 14_Ustadz_Sofyan_Cha..> 13-Jul-2012 03:10  5.6M  

Selasa, 29 Mei 2012

13-Fadhlul Islam - Keutamaan Islam bagian 13: Bab Peringatan terhadap Bid’ah

BAB PERINGATAN DARI BID’AH


Dari ‘Irbadh bin Sariyah, dia berkata, suatu hari Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kami dengan sebuah nasehat yang mengena yang membuat air mata jatuh bercucuran dan menggetarkan hati-hati, kami berkata, “Wahai Rosulullah, seakan-akan ini adalah nasehat perpisahan maka berilah kami wasiat.”Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa), walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin yang terbimbing. Berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru yang diadakan (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat.” Berkata At-Tirmidzi, “Hadits ini adalah hadits yang hasan shohih.”

Dan dari Hudzaifah, dia berkata: “Setiap ibadah yang para shohabat Muhammad tidak beribadah dengannya maka jangan kalian beribadah dengannya, karena generasi awal tidak akan membiarkan satu fitnah pada generasi akhir. Maka bertakwalah kepada Allah wahai para pembaca al-qur’an, dan ambillah jalan orang-orang sebelum kalian.”  Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Dawud.

Berkata Ad-Darimi: Telah mengabarkan kepada kami Al-Hakam bin Al-Mubarok, telah memberitahukan kepada kami ‘Umar bin Yahya, dia berkata: Aku mendengar ayahku mengabarkan dari bapaknya, dia berkata: Dulu kami duduk di pintu rumah ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sebelum waktu sholat dhuhur, apabila beliau keluar (dari rumahnya) kami berjalan bersamanya menuju masjid. Kemudian Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mendatangi kami, dia berkata, “Apakah Abu ‘Abdirrohman (Ibnu Mas’ud) telah keluar kepada kalian?” Kami berkata, “Belum.” Kemudian Abu Musa Al-Asy’ari duduk-duduk bersama kami hingga Ibnu Mas’ud keluar. Ketika Ibnu Mas’ud keluar kami semua bangkit menuju beliau. Lalu Abu Musa Al-Asy’ari berkata kepadanya, “Wahai Abu ‘Abdirrohman! Baru saja di masjid aku melihat satu perkara yang aku ingkari, namun aku tidak melihat –segala puji bagi Allah- kecuali kebaikan.” Ibnu Mas’ud bertanya, “Perkara apaitu?” Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Jika engkau berumur panjang, engkau akan melihatnya.” Abu Musa Al-Asy’ari berkata, “Aku melihat di masjid ada orang berkelompok-kelompok duduk-duduk sambil menanti waktu sholat tiba, pada setiap kelompok ada seorang yang di tangan-tangan mereka ada kerikil-kerikil (untuk menghitung), lalu dia berkata, ‘Bertakbirlah seratus kali.’ Maka orang-orangpun bertakbir seratus kali. Kemudian dia berkata, ‘Bertahlillah seratus kali.’ Lalu dia berkata, ‘Bertasbihlah seratus kali.’ Maka orang-orangpun bertasbih seratuskali.” Kemudian Ibnu Mas’ud bertanya kepada Abu Musa Al-Asy’ari: “Apa yang kau katakan pada mereka?” Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Aku tidak berkata apapun kepada mereka, aku menanti pendapat atau perintahmu.” Ibnu Mas’ud berkata, “Mengapa engkau tidak perintahkan mereka untuk menghitung kejelekan-kejelekan mereka dan engkau beri jaminan mereka bahwa kebaikan-kebaikan mereka tidak akan hilang sedikitpun?” Kemudian Ibnu Mas’ud berlalu maka kami pun mengikutinya. Sampai kami mendatangi kelompok-kelompok manusia itu di masjid dan berhenti di halaqoh mereka. Ibnu Mas’ud bertanya (kepada mereka), “Apa ini yang aku lihat kalian lakukan?” Mereka menjawab, “Wahai Abu ‘Abdirrohman! Ini adalah kerikil yang kami gunakan untuk menghitung takbir, tahlil, dan tasbih.” Maka Ibnu Mas’ud berkata, “Hitunglah kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin kebaikan-kebaikan kalian tidak akan hilang sedikitpun. Celaka kalian, wahai umat Muhammad, betapa cepatnya kebinasaan kalian! Para shohabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih banyak. Dan pakaian Rosulullah belumlah usang. Dan bejana-bejana beliau belumlah pecah. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, apakah kalian itu sungguh berada di atas sebuah millah yang lebih mendapat petunjuk daripada millah Muhammad ataukah kalian adalah orang-orang yang membuka pintu kesesatan?” Mereka menjawab, “Demi Allah wahai Abu ‘Abdirrohman! Tidaklah yang kamiinginkan kecualikebaikan.” Maka Ibnu Mas’ud berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan namun tidak dapat memperolehnya. Sesungguhnya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami tentang suatu kamu yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melampaui tenggorokan-tenggorokan mereka. Demi Allah mungkin kebanyakan dari mereka adalah kalian.” Kemudian beliau meninggalkan mereka.

Maka berkata ‘Amr bin Salamah, “Kami melihat kelompok-kelompok itulah yang memerangi kami pada peristiwa An-Nahrowan bersama khowarij.”

Allah tempat kita memohon pertolongan dan kepada-Nyalah kita bertawakal. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Sayyid kita Muhammad, kepada keluarganya dan para shohabatnya semua. Telah selesai kitab ini. Dan segala puji bagiAllah.

12-Fadhlul Islam - Keutamaan Islam bagian 12: Bab tentang Keterasingan Islam dan Keutamaan Ghuraba’

BAB TENTANG KETERASINGAN ISLAM DAN KEUTAMAAN ORANG-ORANG YANG ASING


Dan Allah Ta’ala berfirman: “Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang pengrusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka.” (QS.Hud:116).

Dan dari Abu Huroiroh radhiyallahu‘anhu secara marfu’: “Sesungguhnya Islam itu mulai dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing sebagaimana ketika mulai pertama kali. Maka berbahagialah Al-Ghuroba.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Ahmad dari hadits Ibnu Mas’ud dan di dalamnya (ada lafadz), “Siapakah Al-Ghuroba itu?” Beliau menjawab: “Orang-orang asing di antara kabilah-kabilah.”

Dan dalam satu riwayat lain: “Ghuroba adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak.”

Dan bagi At-Tirmidzi (ada riwayat) dari hadits Katsir bin ‘Abdillah dari bapaknya,dari kakeknya: “Berbahagialah ghuroba, yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan sunnahku yang dirusak manusia.”

Dan dari Abu Umayyah dia berkata, “Aku bertanya kepada Abu Tsa’labah, aku katakan padanya, “Wahai Abu Tsa’labah apa yang engkau katakan tentang ayatini: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian; tidaklah orang yang sesat itu akan memberi mudhorot kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk.”” (QS.Al-Maidah:105). Maka dia (Abu Tsa’labah) menjawab, “Demi Allah, engkau telah menanyakannya kepada orang yang tahu. Aku pernah menanyakannya kepada Rosulullah shallallahu‘alaihi wa sallam: “Bahkan perintahkanlah kalian kepada yang ma’ruf dan laranglah dari yang mungkar, hingga kalian melihat sifat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dunia diutamakan, dan setiap orang merasa bangga dengan pendapatnya. Maka wajib atasmu dengan kekhususan dirimu dan tinggalkanlah orang-orang awam. Sesungguhnya di belakang kalian akan ada hari-hari. Orang yang sabar di hari-hari itu seperti orang yang menggenggam bara api. Orang yang beramal di saat itu akan mendapatkan pahala semisal pahala lima puluh orang yang beramal seperti amalan kalian.” Para shohabat bertanya: “Semisal pahala lima puluh orang dari kami atau darimereka?”  Rosulullah menjawab, “Bahkan semisal lima puluh kali dari kalian.” Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi.

Dan Ibnu Wadhoh meriwayatkan hadits yang semakna dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu‘anhu dengan lafadz: “Sesungguhnya sepeninggal kalian akan ada hari-hari dimana orang yang bersabar padanya adalah orang yang berpegang teguh dengan seperti apa yang kalian pegangi pada hari ini. Dia akan mendapat limapuluh kali pahala dari kalian.” Ada yang bertanya: “Ya Rosulullah, lima puluh kali pahala dari mereka?” Rosulullah menjawab, “Bahkan (lima puluh kal ipahala) dari kalian.”

Kemudian dia (Ibnu Wadhoh) berkata: Telah memberitahukan kepada kami Muhammad bin Sa’id, telah memberitahukan kepada kami Asad, telah berkata Sufyan bin ‘Uyainah, dari Aslam Al-Bashri, dari Sa’id saudaranya Al-Hasan dia memarfu’kannya, aku katakan kepada Sufyan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Dia berkata, “Ya.”Beliau bersabda:. “Sesungguhnya kalian pada hari ini di atas bayyinah (ilmu) dari Robb kalian, kalian beramar ma’ruf nahi mungkar, dan kalian berjihad di jalan Allah, dan belum nampak pada kalian dua kemabukan yaitu mabuk kebodohan dan cinta dunia. Kemudian kalian akan berubah dari hal itu. Sehingga kalian tidak lagi beramar ma’ruf nahi mungkar, kalian tidak berjihad di jalan Allah, dan nampak pada kalian dua kemabukan. Maka pada hari itu orang yang berpegang teguh dengan al-kitab dan as-sunnah dia akan mendapat pahala lima puluh orang.” Ada yang bertanya, “Pahala lima puluh orang dari mereka?” Rosulullah menjawab, “Tidak bahkan dari kalian.”

Dan baginya dengan sebuah sanad dari Al-Mu’afiri, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berbahagialah al-ghuroba yaitu orang-orang yang berpegang teguh dengan kitabullah ketika (kitabullah itu) ditinggalkan, dan mereka mengamalkan sunnah ketika (sunnah itu) telah mati.”

11-Fadhlul Islam - Keutamaan Islam bagian 11: Bab Firman Allah Ta’ala: “Maka hadapkanlah wajahmu, dengan lurus kepada Allah; (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah Itulah agama yang luru; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Rum: 30]

BAB FIRMAN ALLAH TA’ALA “MAKA HADAPKANLAH WAJAHMU DENGAN LURUS KEPADA AGAMA (ALLAH); (TETAPLAH ATAS) FITROH ALLAH YANG TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA MENURUT FITROH ITU. TIDAK ADA PERUBAHAN PADA FITROH ALLAH. (ITULAH) AGAMA YANG LURUS; TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MENGETAHUI.” (QS. AR-RUM: 30).


Dan firman Allah ta’ala:  “Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrohim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(QS.Al-Baqoroh:132).

Dan firman Allah:  “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrohim seorang yang hanif." Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.An-Nahl:123).

Dan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya setiap nabi itu memiliki wali-wali dari kalangan para nabi, dan sesungguhnya waliku dari kalangan para nabi adalah bapakku Ibrohim dan  kholil (kekasih terdekat) Robbku.”

Kemudian beliau membaca:  “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrohim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS.Ali‘Imron:68) Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Dan dari Abi Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada badan-badan kalian, juga tidak kepada harta-harta kalian. Akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian dan amal-amal kalian.”

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada hadits) dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu‘anhu, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya aku akan mendahului kalian ke Telaga Al-Haudh, dan sungguh akan ditampakkan kepadaku orang-orang dari umatku, sampai ketika aku ingin untuk menggapai mereka, mereka dipisah dariku. Maka aku berkata: Wahai robbku! Para sahabatku! Maka dikatakan: “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.”

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada hadits) dari Abu Huroiroh radiyallahu‘anhu bahwasanya Rosulullah shallallahu‘alaihiwa sallam bersabda:  “Aku suka kita melihat saudara-saudara kita.” Para shohabat bertanya, “Wahai Rosulullah, bukankah kami adalah saudara-saudaramu(seiman)?” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:  “Kalian adalah shohabat-shohabatku, adapun saudara-saudara kita adalah orang-orang yang belum datang.” Para shohabat bertanya, “Bagaimana engkau mengenali orang-orang yang belum datang dari umatmu, ya Rosulullah?” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Apa pendapatmu jika ada seseorang yang memiliki seekor kuda yang putih muka dan kaki-kakinya di antara banyak kuda hitam, tidakkah dia mengenali kudanya?” Para shohabat menjawab, “Tentu, wahai Rosulullah.” (Kemudian) Rosulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya mereka itu akan datang dalam keadaan wajah, kaki, dan tangan mereka putih karena wudhu. Dan aku mendahului mereka ke telaga al-haudh. Ketahuilah sungguh-sungguh beberapa orang akan diusir dari telagaku pada hari kiamat, sebagaimana diusirnya keledai yang tersesat. Aku menyeru mereka, “tidakkah kemari.” Kemudian dikatakan: “Sesungguhnya mereka telah mengubah (agama) sepeninggalmu.” Maka aku berkata, “Semoga Allah menjauhkan mereka.”

Dan (riwayat) bagi Al-Bukhori:  “Ketika aku berdiri, tiba-tiba ada sekelompok manusia. Sehingga ketika aku dapat mengenali mereka, tiba-tiba keluarlah seorang (malaikat) antara aku dan mereka. Lalu orang tersebut berkata, “Kemari.” Aku bertanya, “Kemana?” Dia menjawab: “Ke neraka.” Demi Allah, aku bertanya, “Bagaimana keadaan mereka?” Dia menjawab, “Sesungguhnya mereka murtad kembali sepeninggalmu mundur ke belakang mereka.” Kemudian tiba-tiba ada sekelompok manusia, lalu beliau menyebutkan sebagaimana yang semisalnya. Rosulullah berkata, “Maka aku tidak melihat mereka yang bisa lolos kecuali sedikit (seperti unta tanpa penggembala).”

Dan bagi mereka (ada riwayat) dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, maka aku (Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) katakan sebagaimana yang dikatakan oleh HambaSholeh (Nabi‘Isa):  “Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS.Al-Maidah:117).

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada riwayat) dari Abu Huroiroh secara marfu’:  Tidak ada seorang anakpun kecuali dilahirkan di atas fitroh. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. Sebagaimana dilahirkan seekor hewan yang sempurna dari seekor hewan. Apakah kalian akan mendapati padanya ada hewan cacat (terpotong)? Sampai kalian yang memotong (anggota tubuh)nya.”

Kemudian Abu Huroiroh  Radhiyallahu‘anhu membaca firman Allah:  “(Tetaplah atas) fitroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu.” (QS.Ar-Rum:30). Muttafaqun ‘alaih.

Dan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Dulu manusia bertanya kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan, karena khawatir kejelekan itu akan menimpaku. Aku bertanya: “Wahai Rosulullah, dulu kami berada dalam masa jahiliyyah dan kejelekan, lalu Allah datangkan bagi kami kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada kejelekan?”Rosulullah menjawab,“Yaada.” Lalu aku bertanya lagi: “Apakah setelah kejelekan ini akan ada kebaikan?” Rosulullah menjawab, “Ya, akan tetapi di dalamnya ada kerusakan.” Aku (Hudzaifah) bertanya: “Apa kerusakannya?” Rosulullah menjawab, “Suatu kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku yang engkau ketahui mereka dan engkau ingkari (amalan mereka).” Aku berkata, “Apakah setelah kebaikan itu akan ada kejelekan?” Rosulullah menjawab: “Ya! Fitnah yang membabi buta dan da’i-da’i yang menyeru ke pintu-pintu jahannam, barangsiapa yang menyambut seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke neraka jahannam.” Aku berkata: “Wahai Rosulullah, sifatkanlah (mereka)bagi kami.” Rosulullah menjawab: “Mereka itu dari bangsa kita dan mereka berbicara dengan bahasa kita.” Aku berkata, “Apa yang engkau perintahkan padaku jika aku menemui hal yangsepertiitu?” Rosulullah menjawab: “Berpegang teguhlah dengan jama’ah kaum muslimin dan imam-imam mereka.” Aku berkata, “Jika  tidak ada jama’ah (kaum muslimin)dan imam?” Rosulullah bersabda: “Tinggalkan golongan-golongan seluruhnya, walaupun engkau harus menggigit pangkal pohon hingga maut menjemputmu dan engkau dalam keadaan seperti itu.” Hadits ini dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhori dan Muslim).

Dan Al-Imam Muslim menambahkan: (Kemudian Hudzaifah bertanya,) “Kemudian setelah itu apa yang terjadi?” Rosulullah menjawab: “Kemudian keluarlah Ad-Dajjal, bersamanya ada sungai dan api. Barangsiapa jatuh di apinya maka telah tetap pahalanya dan dihapus dosa-dosanya. Dan barangsiapa jatuh di sungainya maka telah tetap dosanya dan dihilangkan pahalanya.” Aku bertanya: “Kemudian apa yang terjadi?” Rosulullah menjawab: “Kemudian terjadilah hari kiamat.”

Berkata Abul ‘Aliyah: “Pelajarilah al-islam, maka jika kalian telah mempelajarinya, janganlah kalian membencinya. Wajib bagi kalian untuk berpegang dengan shirothol mustaqim, karena sesungguhnya itu adalah al-islam. Dan jangan kalian berpaling sedikitpun ke kanan atau ke kiri dari shirothol mustaqim ini. Dan wajib pula atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian dan berhati-hatilah kalian dari hawa-hawa ini.” Selesai.

Perhatikan ucapan Abul ‘Aliyah -rohimahullah- ini adalah orang yang mulia dan paling tahu dengan masanya, dia memperingatkan manusia untuk berhati-hati dari al-hawa, barangsiapa yang mengikuti al-hawa maka sungguh dia telah membenci Islam, dan tafsir Islam dengan as-sunnah dan Islam, dan ketakutannya atas orang-orang yang berilmu dari kalangan tabi’in dan ulama-ulama mereka dari keluar (meninggalkan) as-sunnah dan al-kitab. Oleh karena itu telah jelas bagimu makna firman Allah: “Ketika Robbnya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" (QS. Al-Baqoroh:131).

Dan firman-Nya: “Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrohim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Al-Baqoroh:132).

Dan firman Allah: “Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrohim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri.” (QS.Al-Baqoroh:130).

Dan serupa dengan pokok-pokok yang agung ini dimana itu merupakan dasar dari pokok-pokok agama, sedangkan manusia telah melalaikannya. Maka dengan mengetahui dasar pokok ini akan menjadi jelas makna hadits-hadits dalam bab ini dan yang semisalnya. Dan adapun manusia yang membacanya dan membaca yang semisalnya dalam keadaan merasa aman tenang, bahwa pokok-pokok ini tidak akan mengenainya, dan mengira bahwa pokok-pokok itu ada pada satu kaum yang dulu ada dan telah binasa.

“Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS.Al-A’rof: 99).

Dan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: “Suatu hari Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis bagi kami, kemudian beliau bersabda, “Ini adalah jalan Allah.”  Kemudian beliau membuat banyak garis di kanan dan kiri (garis yang pertama), kemudian bersabda: “Ini adalah jalan-jalan yang di setiap jalannya ada syaithon yang menyeru kepadanya.” Kemudian beliau membaca firman Allah: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (QS.Al-An’am:153). Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i.

Pembelaan

Download Audio dan Video Menyingkap Hakikat Wahabi oleh Ustad Dzulqarnain Muhammad Sunusi

Kajian Ilmiah MENYINGKAP HAKIKAT WAHABI PEMATERI: Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi [Pengasuh Pesantren As-Sunnah Makassar] WAKTU:...