Kamis, 03 Mei 2012

Kasyfu asy-Syubuhaat bagian 10: Salah Paham Definisi Syirik

Apabila dia mengatakan, ”Syirik itu menyembah ‎berhala-berhala.”
Maka jawablah: “Apa makna menyembah berhala-‎berhala itu? apakah kamu mengira, bahwasanya ‎orang-orang musyrik itu beri’tikad/ berkeyakinan, ‎bahwa kayu- kayu yang mereka sembah dan pohon-‎pohon itu yang menciptakan, dan yang memberi rezeki ‎dan yang mengatur urusan orang yang berdo’a ‎kepadanya? pendapatmu itu tidak dibenarkan oleh Al ‎Qur’an, sebagaimana yang tertera dalam firman Allah ‎Ta’ala :‎
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الأمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki ‎kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang ‎kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan ‎siapakah yang mengeluarkan yang mati dari yang ‎hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” ‎Maka mereka akan menjawab: “Allah”. (Yunus :31).‎"
Jika dia mengatakan: “Orang-orang yang ‎menujukan pemujaan kepada kayu atau suatu batu ‎atau bangunan di atas sebuah kuburan atau yang ‎lainnya seraya berdo’a kepada benda-benda itu dan ‎menyembelih kurban demi untuknya: Bahwasanya ‎benda-benda itu dapat mendekatkan kami kepada ‎Allah dengan sedekat-dekatnya dan dapat menolak ‎bala’ dari kami dengan barokahnya.”‎
Maka katakan, “Anda telah jujur menjawab, dan ‎hal itulah yang kamu kerjakan di sisi batu-batu, ‎bangunan-bangunan yang ada di atas kuburan dan ‎yang lainnya”. Si penentang itu mengakui bahwa ‎perbuatan orang-orang semacam itu, sama saja ‎dengan menyembah berhala. ‎
Perlu juga dikatakan kepadanya lagi: ucapanmu, ‎‎“Syirik itu menyembah kepada berhala“ Apakah yang ‎kamu maksud, bahwa syirik itu khusus kepada ‎penyembahan berhala saja, sedangkan bergantung ‎kepada orang-orang shalih serta berdo’a kepada ‎mereka tidak termasuk syirik? Padahal hal ini ‎dibantah oleh ayat yang disebutkan Allah dalam ‎kitabnya tentang kekufuran orang yang selalu ‎bergantung kepada para malaikat, Nabi ‘Isa dan orang-‎orang shalih. Maka wajib kamu akui, bahwasanya ‎orang yang mempersekutukan seseorang dari orang-‎orang shalih dalam beribadah kepada Allah, bentuk ‎syirik yang semacam itu adalah bentuk syirik yang ‎tercantum dalam Al-Qur’an."
Dan memang inilah ‎kesimpulan pembahasan yang dicari.‎ Rahasia masalah ini adalah jika dia mengatakan: ‎‎“Saya tidak syirik (mempersekutukan) Allah”.‎
Maka tanyakan kepadanya: “Apakah sebenarnya ‎arti syirik kepada Allah itu, coba jelaskan arti syirik itu ‎kepadaku?"‎
Jika dia mengatakan, “Syirik itu adalah menyembah ‎berhala-berhala."
Maka katakan: “Lalu apa makna menyembah ‎berhala itu, coba jelaskan kepadaku? Jika dia mengatakan: “Saya hanya menyembah ‎Allah semata”. ‎
Maka katakan: “Apakah makna menyembah Allah ‎semata itu? Coba jelaskan kepadaku!‎
Jika dia menjelaskan kalimat itu dengan apa yang ‎sudah dijelaskan Al-Qur’an, maka jawaban itulah yang ‎diharapkan .
Akan tetapi dia tidak mengetahui hal itu. Dan jika ‎dia menafsirkan hal itu tidak sesuai dengan makna ‎sebenarnya, maka hendaknya anda jelaskan ‎kepadanya ayat-ayat yang menjelaskan tentang syirik ‎kepada Allah dan makna menyembah berhala- berhala. ‎Atau jelaskan kepadanya bahwa hal itulah yang ‎dilakukan oleh sebagian orang pada zaman ini. Dan ‎jelaskan pula, bahwa menyembah Allah semata, tiada ‎sekutu bagi-Nya, itulah yang membuat mereka ‎menentang kami dan berteriak sebagaimana kawan-‎kawan mereka (para jahiliyyah) telah berteriak, sambil ‎mengatakan: ‎
أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu hanya ‎yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu ‎hal yang sangat mengherankan”. (Shaad: 5).‎
Apabila anda sudah tahu bahwa hal yang ‎dinamakan oleh orang-orang musyrik pada zaman ini ‎dengan “Al I’tiqaad,” adalah merupakan “syirik” yang ‎dimaksud dalam Al- Qur’an dan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam ‎memerangi manusia lantaran syirik itu, maka ‎ketahuilah, bahwasanya bentuk syirik orang-orang ‎dahulu itu lebih ringan dari bentuk syirik orang-orang ‎zaman ini, hal ini karena dua hal :‎
Yang pertama:‎
Bahwasanya orang-orang dahulu tidak melakukan ‎kesyirikan, tidak menyembah dan berdo’a kepada ‎malaikat, para wali dan berhala-berhala disamping ‎menyembah dan berdoa kepada Allah kecuali dalam ‎keadaan senang. Sedangkan di waktu susah mereka mentuluskan ‎ibadah dan do’a mereka kepada Allah Ta'ala. Seperti firman ‎Allah:‎
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا
‎“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, ‎niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. ‎Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, ‎kamu berpaling. Dan adalah manusia itu selalu tidak ‎berterima kasih”. (Al Israa’ :67).‎
Dan firman Allah:‎
قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ اللَّهِ تَدْعُونَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ. بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ
Katakanlah: “Bagimana pendapat kalian jika datang ‎siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari ‎kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah, jika ‎kamu orang-orang yang benar”. (Tidak) bahkan hanya ‎Dialah yang kalian seru, maka Dia menghilangkan ‎bahaya yang kamu berdo’a kepadanya, jika Dia ‎menghendaki, dan kamu tinggalkan sesembahan-‎sesembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)”. ‎(Al An’aam: 40-41).‎
Dan Allah berfirman:‎
وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia ‎memohon pertolongan kepada Tuhannya dengan ‎kembali kepada-Nya; kemudian apabila Dia ‎memberikan nikmat- Nya kepadanya lupalah dia akan ‎kemudharatan yang pernah dia berdo’a (kepada Allah) ‎untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia ‎mengada-adakan sekutu- sekutu bagi Allah untuk ‎menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: ‎‎“bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu ‎sementara waktu, sesungguhnya kamu termasuk ‎penghuni neraka.” (Az Zumar: 8).‎
Dan firman Allah Ta’ala:‎
وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
‎“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar ‎seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan ‎memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam ‎‎(menjalankan) agama. (Luqman: 32).‎
Maka, barang siapa yang paham masalah yang ‎sudah dijelaskan oleh Allah dalam kitab-Nya ini, yaitu: ‎bahwasanya orang-orang musyrik yang diperangi ‎Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam itu mereka berdo’a (menyeru kepada) ‎Allah dan berdo’a pula kepada selain Allah dalam ‎keadaan senang, sedangkan di waktu ditimpa bahaya ‎dan susah, mereka hanya berdo’a kepada Allah ‎semata, tiada sekutu baginya, dan mereka tinggalkan ‎para penghuni kubur yang selalu mereka seru “Ya ‎sayyidi, ya sayyidi", dengan demikian semakin teranglah ‎baginya perbedaan antara bentuk syirik orang-orang ‎zaman kita dan bentuk syirik orang-orang dahulu.‎
Namun mana orang yang hatinya paham masalah ‎ini dengan pemahaman yang dalam? Hanya Allahlah ‎tempat memohon pertolongan (untuk menuju ‎ibadah yang sebenarnya kepada-Nya).‎
Yang kedua:‎
Bahwasanya orang-orang dahulu itu, disamping ‎menyembah Allah, mereka berdo’a kepada orang yang ‎sangat dekat di sisi Allah, baik itu para nabi atau para ‎wali ataupun malaikat. Dan juga mereka menyembah ‎‎(berdo’a) kepada pepohonan dan batu-batu yang semua ‎itu tunduk dan taat kepada Allah, tidak maksiat ‎kepada-Nya. Sedangkan orang-orang zaman kita, ‎disamping menyembah Allah mereka berdo’a kepada ‎orang-orang yang tergolong manusia paling fasiq, dan ‎orang-orang yang mereka seru itu justru orang-orang ‎yang mereka sebut-sebut sendiri banyak melakukan ‎kejelekan –kejelekan; mulai dari berzina, mencuri, ‎meninggalkan shalat dan lain-lain.
Orang yang beri’tiqad terhadap orang shalih dan ‎sesuatu yang tidak maksiat kepada Allah seperti kayu ‎dan pohon, tentunya lebih ringan dari pada orang yang ‎beri’tiqad terhadap orang yang ia sendiri melihat ‎kefasikan dan kerusakannya, dan ia menyaksikan ‎dengan jelas.‎
Apabila sudah jelas bagi anda, bahwasanya orang-‎orang yang pernah diperangi Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam adalah ‎orang-orang yang paling ringan kesyirikannya dari ‎orang-orang musyrik sekarang, maka hendaklah anda ‎tahu, sesungguhnya mereka mempunyai syubhat yang ‎mereka kemukakan sebagai jawaban terhadap apa ‎yang sudah kami sebutkan, dan syubhat ini adalah ‎syubhat yang terbesar. Makanya pusat pendengaran ‎anda baik-baik terhadap jawaban dari syubhat itu.
----------------------

؟؟
فإن قال: الشرك عبادة الأصنام ونحن لا نعبد الأصنام فقل: ما معنى عبادة الأصنام؟ أتظن أنهم يعتقدون أن تلك الأخشاب والأحجار تخلق وترزق وتدبر أمر من دعاها؟ فهذا يكذبه القرآن، كما في قوله تعالى: قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ [يونس:31] الآية.
وإن قال هو من قصد خشبة أو حجراً أو بنية على قبر أو غيره يدعون ذلك ويذبحون له ويقولون، إنه يقربنا إلى الله زلفى ويدفع عنا ببركته ويعطينا ببركته.
فقل صدقت، وهذا فعلكم عند الأحجار والبنايات التي على القبور وغيرها، فهذا أقر أن فعلهم هذا هو عبادة الأصنام، وهو المطلوب ويقال له أيضاً قولك: "الشرك عبادة الأصنام"، هل مرادك أن الشرك مخصوص بهذا، وأن الاعتماد على الصالحين ودعاءهم لا يدخل في هذا؟ فهذا يرده ما ذكر الله في كتابه من كفر من تعلق على الملائكة أو عيسى أو الصالحين فلا بد أن يقر لك أن من أشرك في عبادة الله أحداً من الصالحين فهو الشرك المذكور في القرآن وهذا هو المطلوب.
وسر المسألة أنه إذا قال: أنا لا أشرك بالله، فقل له: وما الشرك بالله؛ فسره لي؟ فإن قال: هو عبادة الأصنام، فقل: وما معنى عبادة الأصنام فسرها لي ؟ فإن قال أنا لا أعبد إلا الله وحده فقل: ما معنى عبادة الله وحده فسرها لي؟ فإن فسرها بما بينه القرآن فهو المطلوب ، وإن لم يعرفه فكيف يدعي شيئاً وهو لا يعرفه، وإن فسر ذلك بغير معناه بينت له الآيات الواضحات في معنى الشرك بالله وعبادة الأوثان، وأنه يفعلونه في هذا الزمان بعينه، وأن عبادة الله وحده لا شريك له هي التي ينكرونها علينا ويصيحون كما صاح إخوانهم حيث قالوا: أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهاً وَاحِداً إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ [ص:5].
فإن قال: إنهم لا يكفرون بدعاء الملائكة والأنبياء، وإنما يكفرون لما قالوا: الملائكة بنات الله؛ فإنا لم نقل: عبد القادر ابن الله ولا غيره. فالجواب: إن نسبة الولد إلى الله كفر مستقل؛ قال الله تعالى: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ [الإخلاص:2،1]، والأحد الذي لا نظير له، والصمد المقصود في الحوائج، فمن جحد هذا؛ فقد كفر، ولو لم يجحد السورة. وقال تعالى: مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ [المؤمنون:91]، ففرق بين النوعين، وجعل كلا منهما كفراً مستقلاً. وقال تعالى: وَجَعَلُواْ لِلّهِ شُرَكَاء الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُواْ لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ [الأنعام:100]، ففرق بين كفرين. والدليل على هذا أيضاً أن الذين كفروا بدعاء اللات، مع كونه رجلاً صالحاً؛ لم يجعلوه ابن الله، والذين كفروا بعبادة الجن لم يجعلوهم كذلك، وكذلك أيضاً العلماء في جميع المذاهب الأربعة؛ يذكرون في باب حكم المرتد أن المسلم إذا زعم أن لله ولداً؛ فهو مرتد، ويفرقون بين النوعين، وهذا في غاية الوضوح.
وإن قال: أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ [يونس:62]. فقل: هذا هو الحق، ولكن لا يُعبدُون، ونحن لم نذكر إلا عبادتهم مع الله، وشركهم معه، وإلا؛ فالواجب عليك حبهم واتباعهم والإقرار بكرامتهم، ولا يجحد كرامات الأولياء إلا أهل البدع والضلال. . . إلخ، ودين الله وسط بين طرفين، وهدى بين ضلالتين، وحق بين باطلين.
فإذا عرفت أن هذا الذي يسميه المشركون في زماننا هذا "الاعتقاد"، هو الشرك الذي أنزل الله في القرآن وقاتل رسول الله الناس عليه، فاعلم أن شرك الأولين أخف من شرك أهل زماننا بأمرين:
أحدهما: أن الأولين لا يشركون ولا يدعون الملائكة والأولياء والأوثان مع الله إلا في الرخاء، وأما في الشدة فيخلصون لله الدين، كما قال تعالى: وَإِذَا مَسَّكُمُ الْضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ كَفُوراً [الإسراء:67]، وقوله: قُلْ أَرَأَيْتُكُم إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ اللّهِ تَدْعُونَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ (40) بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاء وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ [الأنعام:41]، وقوله: وَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيباً إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَاداً لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلاً إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ [الزمر:8]، وقوله: وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [لقمان:32]، فمن فهم هذه المسألة التي وضحها الله في كتابه وهي أن المشركين الذين قاتلهم رسول الله يدعون الله ويدعون غيره في الرخاء، وأما في الضر والشدة فلا يدعون إلا الله وحده لا شريك له، وينسون ساداتهم، تبين له الفرق بين شرك أهل زماننا وشرك الأولين، ولكن أين من يفهم قلبه هذه المسألة فهماً راسخاً؟ والله المستعان.
 والأمر الثاني: أن الأولين يدعون مع الله أناساً مقربين عند الله: إما أنبياء وإما أولياء وإما ملائكة، ويدعون أشجاراً أو أحجاراً مطيعة لله ليست عاصية، وأهل زماننا يدعون مع الله أناساً من أفسق الناس، والذين يدعونهم هم الذين يحلون لهم الفجور من الزنا، والسرقة، وترك الصلاة، وغير ذلك والذي يعتقد في الصالح أو الذي لا يعصي مثل الخشب والحجر أهون ممن يعتقد فيمن يشاهد فسقه وفساده ويشهد به.

إذا تحققت أن الذين قاتلهم رسول الله أصح عقولاً وأخف شركاً من هؤلاء فاعلم أن لهؤلاء شبهة يوردونها على ما ذكرنا، وهي من أعظم شبههم فاصغ سمعك لجوابها.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.

Pembelaan

Download Audio dan Video Menyingkap Hakikat Wahabi oleh Ustad Dzulqarnain Muhammad Sunusi

Kajian Ilmiah MENYINGKAP HAKIKAT WAHABI PEMATERI: Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi [Pengasuh Pesantren As-Sunnah Makassar] WAKTU:...