RI : Betulkah Wahabi menguasai
Makkah dan Madinah dengan berbagai cara sampai banyak ulama menjadi korban?
AF : Pertama, Ahlus Sunnah yang dikenal
dengan “Wahabi” bukanlah manusia badui yang jahil. Mereka melakukan dakwah dan
peperangan berdasarkan bimbingan wahyu. Kedua, dikatakan bahwa banyak ulama
menjadi korban. Nah, ulama siapa dulu? Kalau ulama pembela kesyirikan, maka mereka
diperangi setelah tegaknya hujjah[7]. Mereka telah dinasihati dan disampaikan
hujjah, namun mereka tetap melawan, bahkan memerangi bendera tauhid yang
dikibarkan oleh Syaikh.[8]
RI : Ada berita tersebar bahwa
Ahlus Sunnah yang digelari Wahabi oleh kaum sufi, katanya ingin menghilangkan
makam Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Menurut Ustadz Abul Fadhilah apakah
ini benar?!
AF : Jelas ini berita bohong. Ini salah
satu berita bohong yang disandarkan kepada Ahlus Sunnah yang dikenal dengan
istilah “Wahabi”. Andaikan makam Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- mau
dihilangkan oleh mereka, maka dari dulu sejak mereka berkuasa, maka pasti
mereka sudah hilangkan. Tapi realita tidak demikian. Kubur Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam- sampai hari ini masih ada dan mereka jaga dari segala macam
makar dan perbuatan jahiliah. Makanya, hari ini kalau anda ke Madinah, anda
akan melihat beberapa petugas di sekitar makam Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam- demi menjaganya dari hal-hal itu.
Berita itu hanya fitnah dan kabar miring
yang tak perlu ditoleh. Masak Ahlus Sunnah mau menghilangkan kubur Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam-??!
Sungguh berita ini amat menyakitkan
orang-orang Saudi, bila mereka mendengarkannya. Bahkan seluruh orang beriman
akan sakit hati jika mendengarkan berita bohong ini jika disandarkan kepada
Saudi, sementara mereka bersih darinya.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا [الأحزاب/58
“Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka (yang menyakiti) telah memikul kebohongan dan dosa yang
nyata”. (QS. Al-Ahzaab : 58)
Allah -Ta’ala-berfirman,
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ
بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ
اللَّهِ عَظِيمٌ (15) وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُمْ مَا يَكُونُ لَنَا أَنْ
نَتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ (16) يَعِظُكُمَ اللَّهُ
أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (17) [النور/15-18
“(Ingatlah) diwaktu kalian menerima
berita bohong itu dari mulut ke mulut, dan kalian katakan dengan mulut kalian
apa yang tidak kalian ketahui sedikitpun, dan kalian menganggapnya suatu yang
ringan saja. Padahal di sisi Allah adalah (perkara yang sangat) besar.” (QS.
An-Nur:15)
***
***
[7] Mungkin juga mereka diperangi,
karena mereka lebih dulu memerangi. Masak tinggal diam tidak membela diri?!!
Karena di zaman itu Ahlus Sunnah sering difitnah sampai banyak orang yang membencinya,
bahkan memeranginya.
[8] Lihat Ad-Durar As-Saniyyah fi
Al-Ajwibah An-Najdiyyah (1/102-104) dalam bab : tentang surat beliau dalam
membantah tuduhan bahwa Raja Muhammad bin Su’ud dan Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab memerangi semua orang, baik alim, maupun jahil.
***
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy
http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy
http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html
alhamdulillah atas jawabannya
BalasHapus@Anonim: iya sama-sama.
BalasHapus