Di antaranya 
adalah ucapan mereka: “Kami tidak menyekutukan Allah, bahkan kami bersaksi bahwa 
tiada yang menciptakan, yang memberi rezeki, yang memberi manfaat dan tidak ada 
yang memberi madharat kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kami 
bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam itu tidak berkuasa 
menarik manfa’at bagi dirinya dan tidak pula menolak kemudharatan, apalagi 
syaikh Abdul Qadir atau lainnya. Akan tetapi, saya orang yang berdosa, dan 
sementara orang-orang shalih itu mempunyai jaah (pangkat/kedudukan ) di sisi 
Allah. Maka saya memohon kepada Allah dengan perantara mereka 
[1],"
Untuk itu anda 
harus jawab dengan jawaban yang sudah lewat (di atas), yaitu, bahwasanya 
orang-orang yang diperangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mereka 
mengakui apa yang kamu sebutkan itu, mereka juga mengakui, bahwasanya 
berhala-berhala mereka tidak dapat mengatur urusan apapun, hanya saja mereka 
ingin dirinya kedudukan dan syafa’at (pertolongan), dan bacakan kepadanya 
dalil-dalil yang sudah disebutkan terdahulu oleh Allah dalam kitab-Nya [2] serta 
sudah diperjelas oleh Nya.
Jika dia mengatakan: “ayat-ayat itu kan turun untuk 
menerangkan tentang orang- orang yang menyembah berhala-berhala, bagaimana 
kalian menyamakan orang- orang shalih itu dengan berhala?"
Perkataan itu hendaklah anda jawab dengan apa yang sudah 
tertera di atas. Sebab, jika dia mengakui, bahwa orang-orang kafir itu bersaksi, 
bahwa seluruh Rububiyyah itu untuk Allah semata, dan mereka tidak menginginkan 
dari makhluk atau benda yang mereka tuju dalam pemujaan mereka itu selain 
syafa’at, hanya saja dia ingin sekedar membedakan antara perbuatan mereka dan 
perbuatannya dengan apa yang sudah ia tuturkan itu. Maka, katakan kepadanya 
bahwa di antara orang-orang kafir itu, ada yang berdo’a kepada orang-orang 
shalih dan berhala-berhala. Ada juga yang berdo’a kepada para wali, yang mana 
Allah Subhanahu wata'ala telah katakan tentang mereka:
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى 
رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ 
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri 
mencari jalan kepada Rabb (Pemelihara) mereka. Siapa diantara mereka yang lebih 
dekat (kepada Allah). (Al Isra’: 57).
Mereka berdo’a kepada Nabi 'Isa bin Maryam dan ibunya, 
padahal Allah Subhanahu wata'ala sudah berfirman:
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ 
مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ 
انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى 
يُؤْفَكُونَ
“Al-Masih (Isa) putera maryam itu hanyalah seorang Rasul 
yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Dan ibunya seorang 
yang sangat benar, keduanya biasa memakan Makanan. Perhatikan bagaimana kita 
menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (kami), kemudian 
perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (dari memperhatikan ayat-ayat itu).” 
(Al Maidah: 75).
Dan bacakan kepadanya firman Allah 
Ta’ala:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ 
لِلْمَلائِكَةِ أَهَؤُلاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ 
أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ 
بِهِمْ مُؤْمِنُونَ
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah 
mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: “apakah 
mereka ini dahulu menyembah kamu? “Malaikat-malaikat itu menjawab: maha suci 
Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka, bahkan mereka telah menyembah 
jin (syetan), kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.” (Saba’: 
40-41).
Dan juga firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ 
قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ 
سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ 
“Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada 
manusia: “jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” menjawab 
(Isa):“Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku 
(mengatakannya)”. (Al Maidah:116).
Lalu katakan padanya: “kamu kini sudah tahu, bahwa Allah 
telah mengkafirkan orang yang menujukan pemujaannya kepada berhala-berhala. Dan 
Allah telah mengkafirkan orang yang menujukan pemujaannya kepada orang-orang 
shalih, dan orang-orang yang semacam itu telah diperangi oleh Rasulullah 
Shallallahu'alaihi wasallam“.
Jika dia mengatakan: “Orang-orang kafirlah yang 
menginginkan dari orang-orang shalih itu, sedangkan saya bersaksi, bahwasanya 
Allah-lah yang memberi manfa’at, Yang memberi madharat, yang mengatur segala 
urusan. Saya tidak bermaksud kecuali Dia, sedangkan orang-orang shalih itu tidak 
memiliki kekuasaan apapun. Hanya saja saya bermaksud kepada mereka untuk 
mengharap dari Allah syafa’at mereka bagiku”.
Sebagai jawaban ucapan itu adalah: Bahwasanya ucapan 
seperti itu adalah sama persis dengan ucapan orang-orang kafir. Lantas bacakan 
kepadanya firman Allah Ta’ala:
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا 
نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى 
Dan orang-orang 
yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka 
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-sekatnya.” 
(Az Zumar: 3).
Dan firman Allah 
Ta’ala:
هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Mereka itu 
adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” 
(Yunus:18).
Ketahuilah 
(wahai saudaraku seiman) bahwasanya ketiga syubhat (hujjah batil yang mereka 
anggap benar) itu [3] adalah syubhat yang paling besar yang ada pada mereka, 
untuk itu jika anda sudah ketahui, bahwasanya Allah sudah menjelaskan tiga hal 
itu di dalam kitab-Nya, dan anda pun sudah memahaminya dengan pemahaman yang 
baik, maka berbagai syubhat selain itu akan terasa lebih mudah dibanding tiga 
syubhat di atas.
____________
Footnote:
Footnote:
[1] Yakni dengan 
menjadikan orang-orang shalih itu sebagai washithah (perantara) antara dia 
dengan Allah Yang Maha Dekat lagi memperkenankan do’a hamba- hamba-Nya, hal ini 
yang ada pada para penyembah orang-orang mati, perbuatan itu kufur berdasarkan 
kesepakatan para ulama.
[2] Yakni 
ayat-ayat yang menunjukkan atas kekufuran orang-orang yang berdo’a kepada selain 
Allah baik itu orang-orang mati, batu dan lain-lain dengan penyembelihan- 
penyembelihan dan nadzar.
[3] Syubhat 
pertama: ucapan mereka: “kami tidak menyekutukan Allah”, kedua: ucapan mereka: 
“bahwa ayat-ayat itu turun tentang hal orang yang menyembah berhala,” dan 
syubhat yang ketiga: Ucapan mereka: “orang-orang kafir itulah yang menginginkan 
dari mereka (orang-orang yang shalih)…. Dst (lihat diatas).
------------------
------------------
منها قولهم: نحن لا نشرك بالله، بل نشهد أنه لا يخلق ولا يرزق
ولا ينفع ولا يضر إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمداً لا يملك لنفسه نفعاً
ولا ضراً، فضلاً عن عبد القادر أو غيره، ولكن أنا مذنب والصالحون لهم جاه عند الله،
وأطلب من الله بهم ، فجاوبه بما تقدم وهو أن الذين قاتلهم رسول الله
مُقرِّون بما ذكرت، ومُقرِّون بأن أوثانهم لا تدبر شيئاً
وإنما
أرادوا الجاه والشفاعة. واقرأ عليه ما ذكر الله في كتابه ووضحه. 
فإن قال: هؤلاء الآيات نزلت فيمن يعبد الأصنام، كيف تجعلون
الصالحين مثل الأصنام أم كيف تجعلون الأنبياء أصناماً؟ فجاوبه بما تقدم فإنه إذا
أقر أن الكفار يشهدون بالربوبية كلها لله، وأنهم ما أرادوا ممن قصدوا إلا الشفاعة. 
ولكن إذا أراد أن يفرق بين فعلهم وفعله بما ذكره، فاذكر له أن
الكفار منهم من يدعو الصالحين والأصنام ومنهم من يدعو الأولياء الذين قال
الله فيهم: 
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ 
[الإسراء:57]، ويدعون عيسى ابن مريم وأمه، وقد قال تعالى: 
مَّا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن
قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلاَنِ الطَّعَامَ انظُرْ كَيْفَ
نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (75) قُلْ
أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرّاً وَلاَ نَفْعاً
وَاللّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 
[المائدة:76،75] واذكر له قوله تعالى: 
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعاً ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ
أَهَؤُلَاء إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا
مِن دُونِهِم بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُم بِهِم مُّؤْمِنُونَ 
[سبأ:41،40]، وقال تعالى: 
وَإِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلتَ
لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَـهَيْنِ مِن دُونِ اللّهِ قَالَ
سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ 
[المائدة:116]، الآية، فقل له: أعرفت أن الله كفر من قصد الأصنام، وكفر من قصد الصالحين
وقاتلهم رسول الله 
. 
فإن قال: الكفار يريدون منهم: وأنا أشهد أن الله هو النافع
الضار لا أريد إلا منه والصالحون ليس لهم من الأمر شئ ولكن أقصدهم أرجو من الله
شفاعتهم. 
فالجواب: أن هذا قول الكفار سواء بسواءٍ فاقرأ عليه قوله
تعالى: 
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى 
[الزمر:3]، وقوله تعالى: 
وَيَقُولُونَ هَـؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ 
[يونس:18]. 
واعلم أن هذه الشبه الثلاث هي أكبر ما عندهم، فإذا
عرفت أن الله وضحها في كتابه، وفهمتها فهماً جيداً فما بعدها أيسر منها.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.