Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Rabu, 04 September 2013

Seputar Isu Wahabi (2) : Biografi Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab



RI : Siapakah sebenarnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab? Dilahirkan dimana?

AF: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang lahir dalam lingkungan ulama. Nama asli beliau adalah Muhammad bin Abdil Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rosyid bin Barid bin Muhammad bin Barid bin Musyrif bin Umar bin Mi’dhod bin Idris bin Ali bin Muhammad bin Alawiy bin Qosim bin Musa bin Mas’ud bin Uqbah Mas’ud bin Haritsah bin Amer bin Robi’ah bin Sa’idah bin Tsa’labah bin Robi’ah bin Mulkan bin Adi bin Abdi Manah bin Tamim[3].

Beliau dilahirkan pada tahun  1115 H di Uyainah salah satu tempat di Negeri Najd dan wafat  1206 H dengan umur 91 tahun. Orang tua beliau adalah seorang ulama di zamannya.


Dari masa kecilnya sudah tampak keistimewaan pada diri beliau. Hal itu tampak dengan kemampuan beliau menghafal Al-Qur’an sebelum usia 10 tahun. Beliau di masa kecil tergolong anak yang cepat memahami pelajaran, tajam pikirannya, kuat hafalannya dan fasih bahasanya.

Awal kali beliau belajar pada ayahnya seorang ulama di zamannya yang bernama Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman sebelum beliau melakukan rihlah (perjalanan panjang) dalam mencari ilmu agama. Saking cerdasnya sampai ayahnya mengaku biasa mengambil faedah dari Muhammad bin Abdul Wahhab kecil.

Ketika beliau sudah baligh, ayahnya langsung menikahkan beliau. Tak lama kemudian beliau melakukan haji dan kunjungan ke Kota Madinah. Beliau telah belajar kepada orang tuanya dan menyelesaikan fiqih berdasarkan madzhab Imam Ahmad bin Hambal (Penulis Al-Musnad).

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab setelah itu melakukan berbagai perjalanan menuntut ilmu ke Makkah, Madinah, Al-Ihsa’, Bashrah. Diantara guru-guru beliau, Syaikh Abdullah bin Ibrahim An-Najdiy, Syaikh Muhammad Hayah As-Sindiy, Abul Mawahib Al-Ba’liy Ad-Dimasyqiy dan lainnya.[4]

Sepulang menuntut ilmu, maka beliau berdakwah di kalangan kaumnya sampai banyak menentang beliau, termasuk ayah beliau dan saudaranya yang bernama Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab. Bahkan terjadi bantah-membantah, walaupun pada akhirnya saudara beliau rujuk dari sikapnya selama ini menentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah-[5]. Itulah buah kesabaran beliau.

Di masa beliaulah tersebar kesyirikan dan merajalela dimana-mana. Banyak kuburan yang disembah, banyak manusia dan makhluk yang dikultuskan bagaikan tuhan. Semua ini membuat beliau bangkit untuk meluruskannya bersama Raja Muhammad bin Su’ud sampai kesyirikan bersih dari dua tanah haram : Makkah dan Madinah. Bahkan semua wilayah yang dikuasai oleh Raja Muhammad bin Su’ud -rahimahullah-.

***

[3] Lihat At-Taudhih an Tauhid Al-Khollaq fi Jawab Ahlil Iraq (1/25) oleh Syaikh Sulaiman bin Abdillah Alusy Syaikh -rahimahullah- dan Shiyanah Al-Insan an Waswasah Asy-Syaikh Dahlan (hal. 421) oleh Syaikh Muhammad Basyir As-Sahsawaniy Al-Hindiy -rahimahullah- serta Tash-hih Khotho’ Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah (hal. 4).

[4] Adapun tuduhan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab belajar kepada Orinetalis dan Agen rahasia Inggris bernama Hempher, maka ini adalah satu kedustaan atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah-.

[5] Oleh karenanya, buku bantahan Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang disebarkan oleh sebagian situs NU harus ditarik, karena itu adalah buku lama sebelum penulisnya rujuk.

*** 
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy

http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.