Di Tulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
www.salafy.or.id
Pendahuluan
Banyak tuduhan yang dialamatkan kepada
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bahwa beliau adalah khawarij orang yang
suka mengkafirkan muslim, memberontak kepada penguasa muslim, dan
tuduhan keji lainnya.
Berikut ini adalah sedikit tulisan
pembelaan terhadap beliau, sebagai bentuk penyampaian amanah ilmiyah,
dan untuk membela saudara muslim dari kedzhaliman. Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab rahimahullah banyak terdzhalimi dengan
tuduhan-tuduhan palsu itu. Sebagian saudara kita kaum muslimin ada yang
juga menyebar tuduhan-tuduhan itu tanpa ilmu. Mereka sekedar ikut-ikutan
saja. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah melakukan kedzhaliman. Maka
penjelasan yang mengklarifikasi kedustaan tuduhan tersebut, semoga
terhitung di sisi Allah sebagai bentuk pertolongan kepada sesama saudara
muslim.
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ
رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا
أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ
أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
Dari Anas (bin Malik) radhiyallahu
anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
Tolonglah saudaramu dalam keadaan dia mendzhalimi ataupun terdzhalimi.
Seorang laki-laki bertanya: Wahai Rasulullah, saya (bisa) menolongnya
jika ia terdzhalimi. Bagaimana jika ia berbuat kedzhaliman, apa yang
bisa saya tolong terhadapnya? Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
engkau halangi dia dari kedzhaliman, itu adalah pertolonganmu (H.R
al-Bukhari)
InsyaAllah pada tulisan di bawah ini,
akan ditunjukkan sedikit bukti-bukti yang membedakan secara jelas antara
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan pemikiran khawarij, yang
menunjukkan bahwa prinsip-prinsip yang beliau pegang teguh dan ajarkan
sangat bertolak belakang dengan pemikiran Khawarij. Akan disebutkan
kutipan-kutipan pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam
karya-karya (tulisan) beliau.
Berbeda dengan Khawarij dalam Menyikapi Pelaku Dosa Besar
Salah satu prinsip Khawarij adalah
menganggap kafir seorang muslim yang melakukan dosa besar. Sedangkan
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidaklah demikian. Beliau tidaklah
mengkafirkan orang kecuali yang memang kafir. Beliau tidak menyatakan
musyrik kepada seseorang kecuali orang itu memang musyrik. Jangan sampai
seorang muslim menghindar dari pemikiran Khawarij, namun terjatuh ke
dalam pemikiran Murji’ah yang tidak mengkafirkan pihak-pihak yang telah
jelas kekafirannya.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
tidaklah demikian. Beliau bukan Khawarij juga bukan Murji’ah. Beliau
tidak gegabah dalam mengkafirkan seseorang yang masih muslim, sebaliknya
beliau juga mengikuti dalil-dalil dalam al-Quran dan Sunnah Nabi dalam
mengkafirkan perbuatan atau pihak yang dikafirkan. Apa yang dikafirkan
oleh al-Quran dan Sunnah Nabi dengan pemahaman para Sahabat Nabi maka
beliaupun mengkafirkannya. Apa yang dinyatakan sebagai sebuah kesyirikan
dalam dalil al-Quran dan Sunnah Nabi dengan pemahaman para Sahabat
Nabi, maka itulah yang beliau nyatakan pula sebagai kesyirikan.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyatakan:
أن
الخوارج يكفرون من زنى أو من سرق أو سفك الدم بل كل كبيرة إذا فعلها
المسلم كفر وأما أهل السنة فمذهبهم أن المسلم لا يكفر إلا بالشرك ونحن ما
كفرنا الطواغيت وأتباعهم إلا بالشرك
Sesungguhnya Khawarij mengkafirkan
orang yang berzina, atau mencuri, atau menumpahkan darah. Bahkan setiap
dosa besar jika dilakukan seorang muslim maka ia menjadi kafir (menurut
Khawarij). Sedangkan madzhab Ahlussunnah adalah bahwa muslim tidaklah
dikafirkan kecuali dengan kesyirikan. Dan kami tidaklah mengkafirkan
para Taghut dan pengikut mereka kecuali karena kesyirikan (ar-Rosaa-il
asy-Syakhshiyyah (hal 233), Muallafaat asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab (1/233))
Berbeda dengan Khawarij dalam Bersikap Mendengar dan Taat kepada Pemimpin Muslim
Khawarij selalu merongrong kewibawaan
pemerintah muslim dengan ucapan atau perbuatan. Mereka tidak mau
bersikap mendengar dan taat kepada pemerintah muslim meski dalam hal
yang ma’ruf (tidak bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya). Padahal Nabi shollallahu alaihi wasallam sangat
menekankan kepada kita kaum muslimin agar bersikap mendengar dan taat
kepada pemimpin muslim (dalam hal yang ma’ruf) meski pemimpin itu adalah
budak dari Habasyah (Ethiopia):
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا
Aku wasiatkan kepada kalian untuk
bertakwa kepada Allah dan bersikap mendengar dan taat meskipun dia
adalah budak dari Habasyah (Ethiopia) (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
lainnya)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjadikan
prinsip ini, yaitu bersikap mendengar dan taat kepada Waliyyul Amr
(pemimpin/ pemerintah) muslim sebagai salah satu dari 6 landasan yang
beliau tulis dalam risalah al-Ushulus Sittah:
الأصل
الثالث :أن من تمام الاجتماع السمع والطاعة لمن تأمر علينا ولو كان عبداً
حبشياً ، فبين الله هذا بياناً شائعاً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً
وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يعرف عند أكثر من يدعي العلم فكيف العمل به.
Landasan yang ketiga: Bahwasanya di
antara kesempurnaan bersatu (dalam Dien) adalah bersikap mendengar dan
taat kepada pemimpin kita meskipun dia adalah budak dari Habasyah
(Etiopia). Allah menjelaskan ini dengan penjelasan yang terang dan
mencukupi dengan berbagai bentuk penjelasan secara syar’i maupun qodari.
Kemudian (yang terjadi justru) landasan ini tidak diketahui oleh
kebanyakan orang yang mengaku berilmu. (Kalau diketahui saja tidak),
maka bagaimana mau beramal? (al-Ushuulus Sittah)
Risalah Ushulus Sittah adalah
tulisan ringkas tentang 6 landasan yang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
banyak ditentang oleh musuh-musuh dakwahnya, padahal keenam landasan
itu sudah sangat jelas dan banyak dalil dalam al-Quran dan as-Sunnah
dengan penjelasan yang terang benderang, namun masih banyak pihak yang
keliru dalam memahaminya. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menuliskan
sikap mendengar dan taat kepada pemimpin muslim dalam hal yang ma’ruf
itu sebagai landasan yang ke-3. Hal ini sangat jelas menunjukkan
perbedaan beliau dengan pemikiran Khawarij.
Sumber:
http://salafy.or.id/blog/2015/04/13/muhammad-bin-abdil-wahhab-an-najdi-bukanlah-khawarij-bag-1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.