Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Sabtu, 05 Oktober 2013

Seputar Isu Wahabi (10) : Kemunculan Wahabi bermotif politis-kekuasaan


RI : Kalau ada yang bilang sejak awal kemunculan Wahabi bermotif politis-kekuasaan[11]. Lalu ada kepentingan-kepentingan yang memanfaatkan gerakan tersebut, termasuk kepentingan asing.

AF : Disini perlu kami jelaskan bahwa kemunculan Ahlus Sunnah di zaman Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, lalu didukung oleh Raja Muhammad bin Su’ud, bukanlah dilatari semata kekuasaan, bahkan keprihatinan atas kondisi masyarakat yang kala itu jauh terperosok dalam jurang kesyirikan, kesesatan dan kekafiran, akibat tersebarnya berbagai macam pemikiran dan tarekat yang berbahaya dan merongrong dasar agama kaum muslimin. Di sisi lain, kondisi itu diperparah dengan adanya dukungan dari para ulama suu’ (buruk) yang menghias-hiasi kesyirikan, kekafiran dan kesesatan sebagai sesuatu yang baik atau minimal boleh-boleh saja!! Na’udzu billah.

 Ulama-ulama suu’ itu juga ikut memanas-manasi keadaan sehingga pemicu terjadinya perang. Mereka menyebarkan isu yang tak benar tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah-.

Inilah kondisi sosial dan kemasyarakatan yang ada di zaman beliau -rahimahullah-. Memang kala itu banyak yang kaget, marah, hasad dan dendam atas munculnya dakwah tauhid dan sunnah yang memerangi segala macam bentuk kesyirikan dan bid’ah.

Kalau mereka dikatakan sebagai kaki tangan asing, maka ini hanyalah tuduhan kosong, tanpa bukti. Justru kerajaan Inggris saat mendengar munculnya Kerajaan Tauhid, Saudi Arabiah, maka mereka memanfaatkan negara-negara kaum muslimin yang sudah mereka caplok untuk memerangi Kerajaan Saudi. Akhirnya, terjadilah perang saudara dan runtuhlah Dinasti Saudi pertama, lalu para pemimpin dan ulama Saudi di penjara dan diasingkan. Walau pun Saudi setelah itu bangkit lagi dan sampai hari ini pun para pemimpin negara sekutu terus berusaha menggulingkan Negara Tauhid, Saudi Arabiah. Semoga Allah menolong, melindungi dan memberi taufiq kepada mereka, amin…

RI : Kelihatannya Habib Ali Hasan Bahar membawakan sebuah fakta yang perlu dikritisi. Dia ingin menguatkan dugaan bahwa kemunculan Wahabi ada campur tangan asing. Faktanya menurut dia bahwa pernah ada fatwa dari mufti Saudi untuk jihad ke Afganistan, karena kader-kader Wahabi yang berjihad ke Afghanistan itu sebenarnya hasil rekayasa intelijen Eropa Barat untuk menghabisi pengaruh komunisme Eropa Timur di Afghanistan. Afghanistan menjadi lahan pertempuran dua ideologi; ideologi Barat dan ideologi Timur.

Ini penuturan Sang Habib. Menurut Ustadz Abul Fadhilah gimana ini?

AF : Semua ini hanyalah sangkaan yang lemah dan batil[12]. Adanya fatwa jihad ke Afganistan, mungkin karena saat itu, jihad ke sanalah yang memungkinkan. Sedang jihad ke Palestina mungkin saja berat menurut ulama saat itu. Karena berhadapan dengan Yahudi, berarti berhadapan dengan negara-negara multinasional. Wallahu A’lam, yang jelas, semua korelasi yang disebutkan hanyalah asumsi yang masih bisa diperebatkan dan butuh data serta fakta akurat.

Kalau kita mau membuat asumsi, lalu dihubungkan dengan asumsi lain, maka tak ada manusia yang selamat dari tuduhan-tuduhan keji. Bahkan Sang Habib pun dapat kami tuduh sebagai kaki tangan asing, dengan membuat asumsi-asumsi buruk, lalu dihubungkan untuk membuat kesimpulan bahwa ia adalah kaki tangan asing dalam memecah belah kaum muslimin.

Namun tentunya sikap seperti ini kami tak akan lakukan, karena hanya menimbulkan hal-hal yang negatif.


RI : Ada yang menyatakan bahwa Wahabi (baca: Ahlus Sunnah) di Indonesia mendapatkan suntikan dana dari Timur Tengah?

AF : Mungkin ya, mungkin tidak. Kalau ya, kenapa kita pusingi? Bukankah juga aliran-aliran sesat dan kafir, kayak Ahmadiah dan Syi’ah juga mendapatkan suntikan dana. Nah, kenapa bukan ini yang disoroti.

***  

[11] Kalau politiknya politik syar’iy, kenapa tidak. Kalau menguasai suatu negeri dengan bimbingan wahyu, kenapa tidak? Cuma mereka ini menggambarkan bahwa Ahlus Sunnah sebenarnya haus kekuasaan, sehingga berusaha meraih kekuasaan dengan baju dakwah. Jelas ini sangkaan buruk dan miring!! Kalau sekedar menuduh, yah gampang saja. Bukankah NU juga menginginkan kekuasaan melalui partai-partainya? Alhamdulillah, Ahlus Sunnah yang mereka gelari “Wahabi” di Indonesia mereka tak masuk dalam partai apapun untuk membuktikan bahwa mereka bukanlah manusia haus kekuasaan.

[12] Kalau sekedar menuduh gampang saja!!
 
***
Dari wawancara Redaksi al-Ihsan dengan Al-Ustadz Abul Fadhilah Al-Makassariy

http://pesantren-alihsan.org/meluruskan-wawancara-habib-ali-hasan-bahar-seputar-isu-wahabi.html 

1 komentar:

  1. Ikut nyimak aja mas. Mau berkomentar tentang wahabi, saya takut kalau salah hehe :) Soalnya saya nggak tahu :)

    BalasHapus

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.