Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Selasa, 29 Mei 2012

13-Fadhlul Islam - Keutamaan Islam bagian 13: Bab Peringatan terhadap Bid’ah

BAB PERINGATAN DARI BID’AH


Dari ‘Irbadh bin Sariyah, dia berkata, suatu hari Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kami dengan sebuah nasehat yang mengena yang membuat air mata jatuh bercucuran dan menggetarkan hati-hati, kami berkata, “Wahai Rosulullah, seakan-akan ini adalah nasehat perpisahan maka berilah kami wasiat.”Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa), walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin yang terbimbing. Berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru yang diadakan (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat.” Berkata At-Tirmidzi, “Hadits ini adalah hadits yang hasan shohih.”

Dan dari Hudzaifah, dia berkata: “Setiap ibadah yang para shohabat Muhammad tidak beribadah dengannya maka jangan kalian beribadah dengannya, karena generasi awal tidak akan membiarkan satu fitnah pada generasi akhir. Maka bertakwalah kepada Allah wahai para pembaca al-qur’an, dan ambillah jalan orang-orang sebelum kalian.”  Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Dawud.

Berkata Ad-Darimi: Telah mengabarkan kepada kami Al-Hakam bin Al-Mubarok, telah memberitahukan kepada kami ‘Umar bin Yahya, dia berkata: Aku mendengar ayahku mengabarkan dari bapaknya, dia berkata: Dulu kami duduk di pintu rumah ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sebelum waktu sholat dhuhur, apabila beliau keluar (dari rumahnya) kami berjalan bersamanya menuju masjid. Kemudian Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mendatangi kami, dia berkata, “Apakah Abu ‘Abdirrohman (Ibnu Mas’ud) telah keluar kepada kalian?” Kami berkata, “Belum.” Kemudian Abu Musa Al-Asy’ari duduk-duduk bersama kami hingga Ibnu Mas’ud keluar. Ketika Ibnu Mas’ud keluar kami semua bangkit menuju beliau. Lalu Abu Musa Al-Asy’ari berkata kepadanya, “Wahai Abu ‘Abdirrohman! Baru saja di masjid aku melihat satu perkara yang aku ingkari, namun aku tidak melihat –segala puji bagi Allah- kecuali kebaikan.” Ibnu Mas’ud bertanya, “Perkara apaitu?” Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Jika engkau berumur panjang, engkau akan melihatnya.” Abu Musa Al-Asy’ari berkata, “Aku melihat di masjid ada orang berkelompok-kelompok duduk-duduk sambil menanti waktu sholat tiba, pada setiap kelompok ada seorang yang di tangan-tangan mereka ada kerikil-kerikil (untuk menghitung), lalu dia berkata, ‘Bertakbirlah seratus kali.’ Maka orang-orangpun bertakbir seratus kali. Kemudian dia berkata, ‘Bertahlillah seratus kali.’ Lalu dia berkata, ‘Bertasbihlah seratus kali.’ Maka orang-orangpun bertasbih seratuskali.” Kemudian Ibnu Mas’ud bertanya kepada Abu Musa Al-Asy’ari: “Apa yang kau katakan pada mereka?” Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Aku tidak berkata apapun kepada mereka, aku menanti pendapat atau perintahmu.” Ibnu Mas’ud berkata, “Mengapa engkau tidak perintahkan mereka untuk menghitung kejelekan-kejelekan mereka dan engkau beri jaminan mereka bahwa kebaikan-kebaikan mereka tidak akan hilang sedikitpun?” Kemudian Ibnu Mas’ud berlalu maka kami pun mengikutinya. Sampai kami mendatangi kelompok-kelompok manusia itu di masjid dan berhenti di halaqoh mereka. Ibnu Mas’ud bertanya (kepada mereka), “Apa ini yang aku lihat kalian lakukan?” Mereka menjawab, “Wahai Abu ‘Abdirrohman! Ini adalah kerikil yang kami gunakan untuk menghitung takbir, tahlil, dan tasbih.” Maka Ibnu Mas’ud berkata, “Hitunglah kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin kebaikan-kebaikan kalian tidak akan hilang sedikitpun. Celaka kalian, wahai umat Muhammad, betapa cepatnya kebinasaan kalian! Para shohabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih banyak. Dan pakaian Rosulullah belumlah usang. Dan bejana-bejana beliau belumlah pecah. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, apakah kalian itu sungguh berada di atas sebuah millah yang lebih mendapat petunjuk daripada millah Muhammad ataukah kalian adalah orang-orang yang membuka pintu kesesatan?” Mereka menjawab, “Demi Allah wahai Abu ‘Abdirrohman! Tidaklah yang kamiinginkan kecualikebaikan.” Maka Ibnu Mas’ud berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan namun tidak dapat memperolehnya. Sesungguhnya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami tentang suatu kamu yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melampaui tenggorokan-tenggorokan mereka. Demi Allah mungkin kebanyakan dari mereka adalah kalian.” Kemudian beliau meninggalkan mereka.

Maka berkata ‘Amr bin Salamah, “Kami melihat kelompok-kelompok itulah yang memerangi kami pada peristiwa An-Nahrowan bersama khowarij.”

Allah tempat kita memohon pertolongan dan kepada-Nyalah kita bertawakal. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Sayyid kita Muhammad, kepada keluarganya dan para shohabatnya semua. Telah selesai kitab ini. Dan segala puji bagiAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.