Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Selasa, 29 Mei 2012

11-Fadhlul Islam - Keutamaan Islam bagian 11: Bab Firman Allah Ta’ala: “Maka hadapkanlah wajahmu, dengan lurus kepada Allah; (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah Itulah agama yang luru; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Rum: 30]

BAB FIRMAN ALLAH TA’ALA “MAKA HADAPKANLAH WAJAHMU DENGAN LURUS KEPADA AGAMA (ALLAH); (TETAPLAH ATAS) FITROH ALLAH YANG TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA MENURUT FITROH ITU. TIDAK ADA PERUBAHAN PADA FITROH ALLAH. (ITULAH) AGAMA YANG LURUS; TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MENGETAHUI.” (QS. AR-RUM: 30).


Dan firman Allah ta’ala:  “Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrohim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(QS.Al-Baqoroh:132).

Dan firman Allah:  “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrohim seorang yang hanif." Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.An-Nahl:123).

Dan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya setiap nabi itu memiliki wali-wali dari kalangan para nabi, dan sesungguhnya waliku dari kalangan para nabi adalah bapakku Ibrohim dan  kholil (kekasih terdekat) Robbku.”

Kemudian beliau membaca:  “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrohim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS.Ali‘Imron:68) Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Dan dari Abi Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada badan-badan kalian, juga tidak kepada harta-harta kalian. Akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian dan amal-amal kalian.”

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada hadits) dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu‘anhu, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya aku akan mendahului kalian ke Telaga Al-Haudh, dan sungguh akan ditampakkan kepadaku orang-orang dari umatku, sampai ketika aku ingin untuk menggapai mereka, mereka dipisah dariku. Maka aku berkata: Wahai robbku! Para sahabatku! Maka dikatakan: “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.”

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada hadits) dari Abu Huroiroh radiyallahu‘anhu bahwasanya Rosulullah shallallahu‘alaihiwa sallam bersabda:  “Aku suka kita melihat saudara-saudara kita.” Para shohabat bertanya, “Wahai Rosulullah, bukankah kami adalah saudara-saudaramu(seiman)?” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:  “Kalian adalah shohabat-shohabatku, adapun saudara-saudara kita adalah orang-orang yang belum datang.” Para shohabat bertanya, “Bagaimana engkau mengenali orang-orang yang belum datang dari umatmu, ya Rosulullah?” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Apa pendapatmu jika ada seseorang yang memiliki seekor kuda yang putih muka dan kaki-kakinya di antara banyak kuda hitam, tidakkah dia mengenali kudanya?” Para shohabat menjawab, “Tentu, wahai Rosulullah.” (Kemudian) Rosulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:  “Sesungguhnya mereka itu akan datang dalam keadaan wajah, kaki, dan tangan mereka putih karena wudhu. Dan aku mendahului mereka ke telaga al-haudh. Ketahuilah sungguh-sungguh beberapa orang akan diusir dari telagaku pada hari kiamat, sebagaimana diusirnya keledai yang tersesat. Aku menyeru mereka, “tidakkah kemari.” Kemudian dikatakan: “Sesungguhnya mereka telah mengubah (agama) sepeninggalmu.” Maka aku berkata, “Semoga Allah menjauhkan mereka.”

Dan (riwayat) bagi Al-Bukhori:  “Ketika aku berdiri, tiba-tiba ada sekelompok manusia. Sehingga ketika aku dapat mengenali mereka, tiba-tiba keluarlah seorang (malaikat) antara aku dan mereka. Lalu orang tersebut berkata, “Kemari.” Aku bertanya, “Kemana?” Dia menjawab: “Ke neraka.” Demi Allah, aku bertanya, “Bagaimana keadaan mereka?” Dia menjawab, “Sesungguhnya mereka murtad kembali sepeninggalmu mundur ke belakang mereka.” Kemudian tiba-tiba ada sekelompok manusia, lalu beliau menyebutkan sebagaimana yang semisalnya. Rosulullah berkata, “Maka aku tidak melihat mereka yang bisa lolos kecuali sedikit (seperti unta tanpa penggembala).”

Dan bagi mereka (ada riwayat) dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, maka aku (Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) katakan sebagaimana yang dikatakan oleh HambaSholeh (Nabi‘Isa):  “Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS.Al-Maidah:117).

Dan bagi keduanya (Al-Bukhori dan Muslim ada riwayat) dari Abu Huroiroh secara marfu’:  Tidak ada seorang anakpun kecuali dilahirkan di atas fitroh. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. Sebagaimana dilahirkan seekor hewan yang sempurna dari seekor hewan. Apakah kalian akan mendapati padanya ada hewan cacat (terpotong)? Sampai kalian yang memotong (anggota tubuh)nya.”

Kemudian Abu Huroiroh  Radhiyallahu‘anhu membaca firman Allah:  “(Tetaplah atas) fitroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu.” (QS.Ar-Rum:30). Muttafaqun ‘alaih.

Dan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Dulu manusia bertanya kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan, karena khawatir kejelekan itu akan menimpaku. Aku bertanya: “Wahai Rosulullah, dulu kami berada dalam masa jahiliyyah dan kejelekan, lalu Allah datangkan bagi kami kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada kejelekan?”Rosulullah menjawab,“Yaada.” Lalu aku bertanya lagi: “Apakah setelah kejelekan ini akan ada kebaikan?” Rosulullah menjawab, “Ya, akan tetapi di dalamnya ada kerusakan.” Aku (Hudzaifah) bertanya: “Apa kerusakannya?” Rosulullah menjawab, “Suatu kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku yang engkau ketahui mereka dan engkau ingkari (amalan mereka).” Aku berkata, “Apakah setelah kebaikan itu akan ada kejelekan?” Rosulullah menjawab: “Ya! Fitnah yang membabi buta dan da’i-da’i yang menyeru ke pintu-pintu jahannam, barangsiapa yang menyambut seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke neraka jahannam.” Aku berkata: “Wahai Rosulullah, sifatkanlah (mereka)bagi kami.” Rosulullah menjawab: “Mereka itu dari bangsa kita dan mereka berbicara dengan bahasa kita.” Aku berkata, “Apa yang engkau perintahkan padaku jika aku menemui hal yangsepertiitu?” Rosulullah menjawab: “Berpegang teguhlah dengan jama’ah kaum muslimin dan imam-imam mereka.” Aku berkata, “Jika  tidak ada jama’ah (kaum muslimin)dan imam?” Rosulullah bersabda: “Tinggalkan golongan-golongan seluruhnya, walaupun engkau harus menggigit pangkal pohon hingga maut menjemputmu dan engkau dalam keadaan seperti itu.” Hadits ini dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhori dan Muslim).

Dan Al-Imam Muslim menambahkan: (Kemudian Hudzaifah bertanya,) “Kemudian setelah itu apa yang terjadi?” Rosulullah menjawab: “Kemudian keluarlah Ad-Dajjal, bersamanya ada sungai dan api. Barangsiapa jatuh di apinya maka telah tetap pahalanya dan dihapus dosa-dosanya. Dan barangsiapa jatuh di sungainya maka telah tetap dosanya dan dihilangkan pahalanya.” Aku bertanya: “Kemudian apa yang terjadi?” Rosulullah menjawab: “Kemudian terjadilah hari kiamat.”

Berkata Abul ‘Aliyah: “Pelajarilah al-islam, maka jika kalian telah mempelajarinya, janganlah kalian membencinya. Wajib bagi kalian untuk berpegang dengan shirothol mustaqim, karena sesungguhnya itu adalah al-islam. Dan jangan kalian berpaling sedikitpun ke kanan atau ke kiri dari shirothol mustaqim ini. Dan wajib pula atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian dan berhati-hatilah kalian dari hawa-hawa ini.” Selesai.

Perhatikan ucapan Abul ‘Aliyah -rohimahullah- ini adalah orang yang mulia dan paling tahu dengan masanya, dia memperingatkan manusia untuk berhati-hati dari al-hawa, barangsiapa yang mengikuti al-hawa maka sungguh dia telah membenci Islam, dan tafsir Islam dengan as-sunnah dan Islam, dan ketakutannya atas orang-orang yang berilmu dari kalangan tabi’in dan ulama-ulama mereka dari keluar (meninggalkan) as-sunnah dan al-kitab. Oleh karena itu telah jelas bagimu makna firman Allah: “Ketika Robbnya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" (QS. Al-Baqoroh:131).

Dan firman-Nya: “Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrohim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Al-Baqoroh:132).

Dan firman Allah: “Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrohim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri.” (QS.Al-Baqoroh:130).

Dan serupa dengan pokok-pokok yang agung ini dimana itu merupakan dasar dari pokok-pokok agama, sedangkan manusia telah melalaikannya. Maka dengan mengetahui dasar pokok ini akan menjadi jelas makna hadits-hadits dalam bab ini dan yang semisalnya. Dan adapun manusia yang membacanya dan membaca yang semisalnya dalam keadaan merasa aman tenang, bahwa pokok-pokok ini tidak akan mengenainya, dan mengira bahwa pokok-pokok itu ada pada satu kaum yang dulu ada dan telah binasa.

“Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS.Al-A’rof: 99).

Dan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: “Suatu hari Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis bagi kami, kemudian beliau bersabda, “Ini adalah jalan Allah.”  Kemudian beliau membuat banyak garis di kanan dan kiri (garis yang pertama), kemudian bersabda: “Ini adalah jalan-jalan yang di setiap jalannya ada syaithon yang menyeru kepadanya.” Kemudian beliau membaca firman Allah: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (QS.Al-An’am:153). Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.