Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Rabu, 11 April 2012

Terjemah Ushuul as-Sittah - dan Catatan Kaki oleh Ustadz Khadhir al Limbory

Ushuul as-Sittah
Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab

Bismillahirrahmanirrahiim

Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan termasuk tanda-tanda sangat besar yang menunjukkan atas kemampuan Allah yang Maha Berkuasa lagi Maha Mengalahkan [1] adalah enam landasan yang Allah Ta'ala telah menjelaskannya dengan penjelasan yang sangat jelas[2] bagi orang awam melebihin apa yang disangka oleh orang-orang yang menyangka, namun setelah itu salah di dalam memahaminya kebanyakan dari orang-orang cerdik cendekiawan dan orang-orang yang berakal dari Bani Adam kecuali hanya jumlah yang sedikit saja.

Landasan Pertama

Mengikhlaskan agama untuk Allah satu-satunya yang tiada sekutu bagi-Nya, dan penjelasan lawannya yaitu menyekutukan (menjadikan tandingan-tandingan bagi) Allah [3]. Serta mayoritas isi Al Qur'an menjelaskan landasan ini dari sisi yang beraneka ragam dengan pembicaraan yang dipahami oleh orang-orang awam yang paling dungu sekalipun. Kemudian setelah terjadi apa yang terjadi (yakni kesyirikan) yang menimpa kebanyakan umat ini, syaitan pun menampakkan kepada mereka " keikhlasan " dalam bentuk sikap penghinaan terhadap orang-orang shalih dan pengurangan terhadap hak-hak mereka [4]. Dan (syaitan) menampakkan kepada mereka kesyirikan dalam bentuk kecintaan kepada orang-orang shalih dan orang-orang yang mengikuti mereka[5].

Landasan Kedua

Allah memerintahkan untuk bersatu dalam agama dan melarang dari perpecahan dalam agama[6]. Allah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya hingga orang awam pun memahaminya. Dan kita dilarang menjadi seperti orang-orang sebelum kita yang bercerai-berai sehingga mereka binasa[7]. Dan Allah menyebutkan (dalam al-Qur'an) bahwa dia memerintahkan kaum muslimin untuk bersatu dalam agama dan melarang mereka dari perpecahan dalam agama. Dan ditambah lagi kejelasan hal itu dengan hadits-hadits yang datang dalam as-sunnah dari hal-hal yang sangat-sangatmenakjubkan tersebut. Kemudian perkara tersebut berubah hingga perpecahan dalam pokok agama atau cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan fiqih dalam agama. dan hingga perkara persatuan dalam agama itu seakan -akan tidak ada yang menyerukannya kecuali orang zindiq atau majnun (gila)[8].

Landasan Ketiga

Sesungguhnya dari kesempurnaan persatuan (dalam agama) adalah mendengar dan ta'at terhadap siapa yang menjadi penguasa (pemimpin) bagi kita, walaupun dia berasal dari budak Habasyah[9]. nabi menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang benar -benar melegakan dan tersebar(merata) melalui berbagai sisi dari berbagai macam bentuk penjelasan , baik penjelasan secara syar'i atau penjelasan sesuai dengan kejadian yang ada. Kemudian setelah itu, landasan ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku dirinya punya ilmu, lalu bagaimana mereka akan mengamalkannya?

Landasan keempat

Penjelasan tentang ilmu dan ulama, penjelasan tentang fiqih dan fuqaha' (ahli fiqih) serta penjelasan tentang orang yang serupa dengan mereka tapi bukan dari mereka.dan sungguh Allah telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat Al-baqarahdari firman-Nya:

"Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepada kalian (2:40), Sampai firman-Nya sebelum penyebutan Ibrahim 'Alaihisssalam : "Wahai Bani Israil" (2:47). Dan ditambah lagi kejelasannya oleh keterangan as-sunnah tentang hal ini dalam kalam yang sangat banyak yang jelas bagi orang awam yang sulit memahami sekalipun. Inipun kemudian menjadi hal yang sangat asing dan akhirnya ilmu dan fiqih dianggap bid'ah dan kesesatan, dan yang terbaik menurut mereka yaitu menyamarkan kebenaran dengan kebatilan. Akhirnya ilmu yang Allah wajibkan kepada makhluk-Nya dan Allah puji Ilmu itu mereka anggap tidak ada yang berucap dengannya kecuali zindiq atau majnun[10].dan akhirnyaorang yang mengingkari ilmu kebenaran, memusuhinya dan menulis tentang ilmu apa saja yang harus diwaspadai dan dijauhi dari ilmu kebenaran tersebut sebagai orang yang faqih lagi 'alim[11].

Landasan kelima

Penjelasan Allah terhadap wali-wali Allah, membedakan antara mereka[12] dan orang-orang yang menyerupai mereka dari musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang munafiq dan orang-orang fajir .

Cukuplah hal ini dengan ayat dari surat Ali Imran , Allah berfirman: " Katakanlah: jika kalian ( benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi kalian ."(3:31)

dan ayat dalam surat Al maidah , Allah berfirman:" Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya."(5:54)

Dan ayat dalam surat Yunus, Allah berfirman: " Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak(pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa." (10:62-63)

Kemudian perkaranya berubah di kalangan orang banyak yang mengaku punya ilmu, dan mengaku bahwa mereka adalah orang-orang yang memberikan hidayahkepada makhluk dan menjaga syariat., mereka menyatakan bahwa wali-wali Allah haruslah orang-orang yang tidak lagi mengikuti rasul, barangsiapa yang mengikuti Rasulullah maka bukan termasuk dari wali-wali Allah. Demikian juga harus orang-orang yang meninggalkan jihad , barangsiapa yang ikut berjihad maka bukan termasuk dari mereka.Di samping itu juga orang yang meninggalkan imandan taqwa, barangsiapa yang masih menjaga keimanan dan ketaqwaannya, maka tidak termasuk dari mereka.

Wahai Rabb kami ! kami memohon kepada Engkau kesehatan dan keselamatan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan Do'a.

Landasan Keenam

Membantah syubhat yang diletakkan oleh syaitan untuk meninggalkan Al-Qur'an dan assunnah dan supaya mengikuti haewa nafsu dan berbagai pemikiran dan pendapat berbeda-beda dan beraneka ragam: yaitu bahwa Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak ada yang mengetahuinya kecuali seorang mujtahid mutlak, sedangkan mujtahid itu adalah orang yang memiliki sifat demikian dan demikian, sifat-sifat yang mungkin saja tidak akan dijumpai secara persis pada diri abu Bakar dan Umar. Apabila manusia tidak ada yang seperti itu, maka berpalinglah dari keduanya (Al-Qur'an dan As-Sunnah), wajib dan harus dan tidak boleh diragukan lagi.

Dan siapa yang mencari petunjuk dari keduanya kalau bukan zindiq maka dia orang majnun dikarenakan sangat berat dan sulitnya dalam memahami keduanya. Subhanallah wa bihamdih...! Betapa banyak Allah telah terangkan secara syar'i atau keterangan sesuai kejadian yang ada, ciptaan maupun perintahnya dalam menolak syubhat yang terlaknat ini dari sisi yang sangat banyak dan bantahan tersebut mencapai batasan darurat yang sangat umum. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengetahui :

" Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah,. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau, mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."  (Yasin: 7-11)

Akhirnya segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Washallallahu'ana nabiyyina Muhammadin waalihi washahbihi wa sallama tasliman katsiran ila yaumiddin.



Ushuul as-Sittah
 (6 Landasan Agung di Bawah Naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
Alih bahasa: Khadhir Al-Limbory 

Catatan Kaki:
1.       Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
[teks arab]
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang dan bulan, janganlah sujud kepada matahari maupun bulan, tapi sujudlah kepada Allah yang telah menciptakannya, jika hanya kepada-Nya kamu benar-benar beribadah.” [Fushilat:37]

[teks arab]
“Dan diantara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kamu lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Dzat yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Fushilat: 39]

2.       Dari Irbad bin Sariyah –Radhiyallahu anhu- berkata:
[teks arab]
“Rasulullah –Shallallahu alaihi wasallam- memberikan mau’idzah (pengajaran) kepada kami dengan mau’idzah yang dengannya membuat bercucuran air mata dan menggetarkan hati, maka kami berkata:
Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah mau’idzah perpisahan, maka dengan apa engkau berwasiat kepada kami? Rasulullah -Shallalahu alaihi wa sallam- bersabda: “Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian di atas cahaya putih (yang sangat jelas dan terang-pent) malamnya bagaikan siangnya, tidaklah orang bergeser darinya melainkan akan binasa. Dan barangsiapa yang hidup (berumur panjang) dari kalian pasti akan menjumpai perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaurasyidiin al-mahdiyyiin.” [HR. Abu Dawud, no. 4607, Ahmad, no. 127, Ibnu Majah, no. 42, 43, Ad-Darimy, no. 96, dan Tirmidzi, no.2676, berkata Tirmidzi: Hadits ini hasan shahih]

3.       Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” [Al-Bayyinah: 5]
4.       Beliau –rahimahullah- berkata dalam kitab Kasyfu-Syubhat: “Ketahuilah bahwasannya Allah-Subhanahu wa Ta’ala- dengan hikmah-Nya tidaklah mengutus seorang Nabi dengan membawa tauhid ini kecuali menjadikan musuh-musuh, sebagaimana firman-Nya:
[teks arab]
“Dan demikianlah Kami jadikan tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkatan yang indah-indah untuk menipu manusia. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” [Al-An’am: 112]

Dan terkadang musuh-musuh tauhid memiliki banyak ilmu, kitab-kitab dan hujjah-hujjah sebagaimana firman-Nya:
[teks arab]
“Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh adzab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” [Ghafir: 83].[Majmu’ At-tauhid, hal. 45-46]
5.       Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
[teks arab]
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr.” [Nuh: 23]
Ibnu Abbas –Radhiyallahu ‘anhuma- berkata: “Ini adalah nama orang-orang shalih dari kaum Nabi Nuh -Alaihissalam-. Tatkala mereka meninggal dunia, syaitan membisikkan kepada kaumnya agar mereka membangun patung-patung di tempat majelis mereka dan agar patung itu dinamakan sesuai dengan nama orang-orang shalih tersebut. Orang-orang itupun menuruti dan ketika itu mereka masih belum disembah. Setelah para pembangun patung itu meninggal dunia dan beralih generasi, patung-patung itupun disembah.” [Lihat HR.Bukhari: 8/535, Fathul Baari’]
6.       Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
[teks arab]
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” [Ali-Imran: 103]
Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Dan agar kalian berpegang teguh dengan Tali Allah seluruhnya serta tidak berpecah belah.” [HR. Muslim, no. 1715, Malik dalam al-Muwatha’: 2/990. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no.442, Ahmad, no. 8334, 8718, 8788, Ibnu Hibban, no. 5720. Hadits dari Abu Hurairah –Radhiyallahu anhu-]
7.       Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
[teks arab]
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah datang keterangan yang jelas kepada mereka, mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.”[Ali Imran: 105]
[teks arab]
“……Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat madharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah), kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. Mereka diliputi kehinaan dimana saja dia berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah, dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka diliputi kerendahan, yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar, yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. [Ali Imran: 110-112]

8.       Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[teks arab]
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing, ia berlindung diantara dua masjid sebagaimana seekor ular yang berlindung dalam lubangnya”. [HR.Muslim, 2/76, Syarah An-Nawawi].
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
[teks arab]
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang dianggap asing.”[HR. Muslim, 2/175-176, Syarah An-Nawawi] 
9.       Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
[teks arab]
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisaa’: 59]
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[teks arab]
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak.” [HR. Abu Dawud, no. 4607, Ahmad, no. 127, Ibnu Majah, no. 42, 43, Ad-Darimy, no. 96, dan Tirmidzi, no.2676, berkata Tirmidzi: Hadits ini hasan shahih)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[teks arab]
“Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat kepada penguasa dalam hal yang dia sukai atau yang dia benci, kecuali jika dia diperintah untuk bermaksiat kepada Allah, jika diperintah untuk suatu kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan taat kepadanya.” [HR. Bukhari: 13/121 dan Muslim: 3/1468]
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[teks arab]
“Akan ada sepeninggalku nanti para penguasa yang mereka itu tidak berpegang dengan petunjukku dan tidak mengikuti jalanku, dan akan ada diantara para penguasa tersebut orang-orang yang berhati syaitan dan berjasad manusia.” Hudzaifah berkata: “Apa yang aku perbuat bila mendapatinya?” Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya engkau mendengar dan mentaati penguasa tersebut walaupun punggungmu dan hartamu diambil olehnya, maka dengarlah dan ta’ati dia.” [HR. Muslim, no. 1847]
10.   Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
[teks arab]
“Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.” [Yaasin: 14-15]
11.   Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[teks arab]
“Akan datang suatu masa (tahun-tahun) yang penuh tipu daya, pada masa tersebut orang jujur dianggap pendusta sedangkan pendusta dianggap orang yang jujur; orang amanah dianggap pengkhianat sedangkan pengkhianat dianggap orang amanah. Dan pada saat itu ar-ruwaibidhah mulai berbicara. Lalu dikatakan: “Apakah itu ar-ruwaibidhah?” Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang dungu berbicara tentang urusan umat.” [HR. Ibnu Majah, no.4036, Ahmad, no. 2/291 dan  Hakim:4/456-466, 516]
12.   Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
[teks arab]
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya,(niscaya mereka menyesal).” [Al-Baqarah:165)

Selesai diketik oleh IMU
Kamis, 12 April 2012 di rumah eMak, Jengglong,Jembangan, Plupuh, Sragen.

ABDURAHMAN BAHARUDIN WAHID
Admin IMU
--------------

بسم الله الرحمن الرحيم
من أعجب العجاب ، وأكبر الآيات الدالة على قدرة الملك الغلاب ستة أصول بينها الله تعالى بياناً واضحاً للعوام فوق ما يظن الظانون ، ثم بعد هذا غلط فيها كثير من أذكياء العالم وعقلاء بني آدم إلا أقل القليل.

الأصل الأول
إخلاص الدين لله تعالى وحده لا شريك له ، وبيان ضده الذي هو الشرك بالله، وكون أكثر القرآن في بيان هذا الأصل من وجوه شتى بكلام يفهمه أبلد العامة، ثم لما صار على أكثر الأمة ما صار أظهر لهم الشيطان الإخلاص في صورة تنقص الصالحين والتقصير في حقوقهم، وأظهر لهم الشرك بالله في صورة محبة الصالحين وأتباعهم.

الأصل الثاني
أمر الله بالاجتماع في الدين ونهى عن التفرق فيه، فبين الله هذا بياناً شافياً تفهمه العوام ، ونهانا أن نكون كالذين تفرقوا واختلفوا قبلنا فهلكوا، وذكر أنه أمر المسلمين بالاجتماع في الدين ونهاهم عن التفرق فيه ، ويزيده وضوحاً ما وردت به السنة من العجب العجاب في ذلك، ثم صار الأمر إلى أن الافتراق في أصول الدين وفروعه هو العلم والفقه في الدين ، وصار الاجتماع في الدين لا يقوله إلا زنديق أو مجنون.

الأصل الثالث
أن من تمام الاجتماع السمع والطاعة لمن تأمر علينا ولو كان عبداً حبشياً ، فبين الله هذا بياناً شائعاً كافياً بوجوه من أنواع البيان شرعاً وقدراً ، ثم صار هذا الأصل لا يعرف عند أكثر من يدعي العلم فكيف العمل به.
(1/1)
الأصل الرابع
بيان العلم والعلماء ، والفقه والفقهاء ، وبيان من تشبه بهم وليس منهم ، وقد بين الله هذا الأصل في أول سورة البقرة من قوله: { يابني إسرائيل اذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم وأوفوا بعهدي أوف بعهدكم } {سورة البقرة، الآية: 40} إلى قوله: { يا بني إسرائيل اذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم وأني فضلتكم على العالمين } ، {سورة البقرة، الآية: 47}. ويزيده وضوحاً ما صرحت به السنة في هذا الكلام الكثير البين الواضح للعامي البليد ، ثم صار هذا أغرب الأشياء ، وصار العلم والفقه هو البدع والضلالات، وخيار ما عندهم لبس الحق بالباطل ، وصار العلم الذي فرضه الله تعالى على الخلق ومدحه لا يتفوه به إلا زنديق أو مجنون ، وصار من أنكره وعاداه وصنف في التحذير منه والنهي عنه هو الفقيه العالم.

الأصل الخامس
بيان الله سبحانه لأولياء الله وتفريقه بينهم وبين المتشبهين بهم من أعداء الله المنافقين والفجار، ويكفي في هذا آية من سورة آل عمران وهي قوله: { قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله } {سورة آل عمران، الآية: 31} . الآية ،و آية في سورة المائدة وهي قوله: { يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه } {سورة المائدة، الآية: 54} . الآية ، وآية في يونس وهي قوله : { ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون . الذين أمنوا وكانوا يتقون } {سورة يونس ، الآيتان: 62-63} ، ثم صار الأمر عند الله أكثر من يدعي العلم وأنه من هداة الخلق وحفاظ الشرع إلى أن الأولياء لا بد فيهم من ترك اتباع الرسل ومن تبعهم فليس منهم ولا بد من ترك الجهاد فمن جاهد فليس منهم ، ولا بد من ترك الإيمان والتقوى فمن تعهد بالإيمان والتقوى فليس منهم يا ربنا نسألك العفو والعافية إنك سميع الدعاء.
(1/2)
الأصل السادس
رد الشبهة التي وضعها الشيطان في ترك القرآن والسنة واتباع الآراء والأهواء المتفرقة المختلفة ، وهي أن القرآن والسنة لا يعرفهما إلا المجتهد المطلق، والمجتهد هو الموصوف بكذا وكذا أوصافاً لعلها لا توجد تامة في أبي بكر وعمر ، فإن لم يكن الإنسان كذلك فليعرض عنهما فرضاً حتماً لا شك ولا إشكال فيه ، ومن طلب الهدى منهما فهو إما زنديق ، وإما مجنون لأجل صعوبة فهمهما فسبحان الله وبحمده كم بين الله سبحانه شرعاً وقدراً ، خلقاً وأمراً في رد هذه الشبهة الملعونة من وجوه شتى بلغت إلى حد الضروريات العامة ولكن أكثر الناس لا يعلمون { لقد حق القول على أكثرهم فهم لا يؤمنون . إنا جعلنا في أعناقهم أغلالاً فهي إلى الأذقان فهم مقمحون . وجعلنا من بين أيديهم سداً ومن خلفهم سداً فأغشيناهم فهم لا يبصرون . وسواء عليهم أأنذرتهم أم لم تنذرهم لا يؤمنون . إنما تنذر من اتبع الذكر وخشي الرحمن بالغيب فبشره بمغفرة وأجر كريم } . {سورة يس ، الآيات: 7-11} .
آخره والحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً إلى يوم الدين.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.