Halaman

Kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Senin, 02 April 2012

Kitab Tauhid bagian 31: BAB 30 MENISBATKAN TURUNNYA HUJAN KEPADA BINTANG

BAB 30
MENISBATKAN  TURUNNYA HUJAN
KEPADA BINTANG


          Firman Allah Subhanahu wata’ala :
]وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون[
          “Dan kalian membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar” (QS. Al Waqi’ah, 82).
           Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
"أربع في أمتي من أمر الجاهلية لا يتركهن : الفخر بالأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة على الميت، وقال : النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران، ودرع من جرب" رواه مسلم.
          “Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan : membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati”, lalu beliau bersabda : “wanita yang meratapi orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal” (HR. Muslim).

           Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Kholid Radhiallahu’anhu ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengimami kami pada sholat subuh di Hudaibiyah setelah semalaman turun hujan, ketika usai melaksanakan sholat, beliau menghadap kepada jamaah dan bersabda :
"هل تدرون ماذا قال ربكم ؟ قالوا : الله ورسوله أعلم، قال : أصبح عبادي مؤمن بي وكافر، فأما من قال : مطرنا بفضل الله ورحمته، فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب، وأما من قال : مطرنا بنوءكذا وكذا، فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب".
          “Tahukah kalian apakah yang difirmankan oleh Rabb pada kalian ?”,  mereka menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih tahu”, terus beliau bersabda : “Dia berfirman : “pagi ini ada diantara hamba-hambaku yang beriman dan ada pula yang kafir, adapun orang yang mengatakan : hujan turun berkat karunia dan rahmat Allah, maka ia telah beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang, sedangkan orang yang mengatakan : hujan turun karena bintang ini dan bintang itu, maka ia telah kafir kepadaKu dan beriman kepada bintang”.
          Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu yang maknanya yang antara lain disebutkan demikian :
قال بعضهم : لقد صدق نوء كذاوكذا، فأنزل الله هذه الآية : ]فلا أقسم بمواقع النجوم[ إلى قوله ]تكذبون[.
“… ada di antara mereka berkata : ‘sungguh, telah benar bintang ini, atau bintang itu’, sehingga Allah menurunkan firmanNya :
]فلا أقسم بمواقع النجوم[ إلى قوله ]تكذبون[.
          “Maka aku bersumpah dengan tempat-tempat peredaran bintang” sampai kepada firmanNya :” Dan kamu membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan perkataan yang tidak benar” ([1]).


        Kandungan bab ini :
  1. Penjelasan tentang maksud ayat dalam surat Al Waqi’ah([2]).
  2. Menyebutkan adanya empat perkara yang termasuk perbuatan jahiliyah.
  3. Pernyataan bahwa salah satu diantaranya termasuk perbuatan kufur (yaitu menisbatkan turunnya hujan kepada bintang tertentu).
  4. Kufur itu ada yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
  5. Di antara dalilnya adalah firman Allah yang disabdakan oleh Nabi dalam hadits qudsinya : “Pagi ini, di antara hamba-hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada pula yang kafir …” disebabkan turunnya ni’mat hujan.
  6. Perlu pemahaman yang mendalam tentang iman dalam kasus tersebut.
  7. Begitu juga tentang kufur dalam kasus tersebut.
  8. Di antara pengertian kufur, adalah ucapan salah seorang dari mereka : “sungguh telah benar bintang ini atau bintang itu.”
  9. Metode pengajaran kepada orang yang tidak mengerti masalah dengan melontarkan suatu pertanyaan, seperti sabda beliau : “tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Rabb kepada kalian ?”.
  10. ancaman bagi wanita yang meratapi orang mati.


 

([1])  Surat Al Waqi’ah, ayat 75-82
([2])  Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang musyrik atas kekafiran mereka terhadap ni’mat yang dikaruniakan Allah dengan menisbatkan turunnya hujan kepada bintang, dan Allah menyatakan bahwa perkatan ini dusta dan tidak benar, karena turunnya hujan adalah karunia dan rahmat dariNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel kami. Besar harapan kami untuk bisa membaca komentar para pengunjung. Dan berkomentar lah dengan nama (jangan anonim), dan jika berkenan isikan email/website anda supaya saya bisa mengunjungi balik anda semua. terima kasih.